pranoto mongso

Jumat, 07 Mei 2010

bp3k parakan dukung go organik 2010

Pertanian Padi Organik SRI dalam konsep Sistem Pertanian Terpadu (1)


Ancaman krisis pangan saat ini melanda dunia, tidak luput juga terhadap negara Indonesia. Sebagai makanan pokok rakyat Indonesia, namun sungguh ironis negeri subur makmur ini kini telah menjadi pengimpor beras nomor wahid di dunia. Akan lebih memprihatinkan lagi bila melihat kehidupan para produsen beras ini yaitu para petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat miskin negeri yang buminya subur dan kaya raya ini.

Saat ini bertani pada hakikatnya bukanlah pilihan profesi. Karena tingginya ongkos produksi, harga pupuk in-organik dan pestisida, ditambahi dengan rendahnya produktifitas dan harga gabah menyebabkan bertani bukan merupakan kegiatan ekonomis lagi. Namun demikian petani sudah pasrah dan putus asa dengan kondisi pertanian ini dan untuk mempertahankan hidupnya banyak dari kalangan petani yang mencari usaha sampingan di kota besar misalnya dengan menjadi penarik beca, tukang gali dan berbagai profesi buruh kasar lainnya selama menunggu masa panen yang sudah tidak terlalu mereka harapkan lagi dan hasilnya hanya sekedar cukup untuk dimakan sendiri dan keluarganya saja.

Bertani bagi mereka seolah-olah hanya menjadi sebagai suatu kebiasaan saja yang diturunkan leluhurnya dan sudah tidak bisa diharapkan untuk menjadi sandaran hidup lagi. Ditambah lagi dengan ketidaksadaran para petani terhadap bahaya yang mengancam kesehatan dirinya, keluarganya dan para pengguna produksinya serta lingkungan di sekitar termasuk tanah dan air akibat residu bahan kimia yang terhirup saat penyemprotan, terserap tanah dan yang tertinggal dalam air minum maupun makanan hasil pertaniannya. Tentunya ini bukan murni kesalahan para petani kita, mereka tidak mungkin mengatasi semua persoalan yang dihadapi di bidang pertanian ini tanpa bantuan dan kerjasama dari pihak-pihak yang berkompeten dengan memberikan solusi dan jalan keluar yang tepat untuk permasalahan yang dihadapi.

SRI-ORGANIK Sebagai Terobosan Alternatif

Kondisi alam, cuaca dan budaya masyarakat di Indonesia sangat mendukung sektor pertanian karena tanah Indonesia merupakan tanah yang sangat subur dan produktif sehingga pertanian memang cocok untuk terus dikembangkan. Namun demikian upaya peningkatan produksi instan melalui intensifikasi dengan penggunaan pupuk dan pestisida kimia membuat kondisi tanah semakin rendah tingkat kesuburannya berakibat turunnya hasil produksi. Untuk mengatasinya para petani mengupayakannya dengan meningkatkan biaya produksi diantaranya berupa peningkatan penggunaan kuantitas dan kualitas benih, pupuk dan pestisida/insektisida. Pada awalnya penambahan biaya produksi ini bisa memberikan peningkatan kepada hasil pertanian, namun untuk selanjutnya tingkat produksi kembali menurun.

Oleh karena itu teroboson inovatif dalam upaya mengembalikan kembali kesuburan tanah dan produktifitas harus dilakukan. Pada saat ini ada harapan sebagai solusi terbaik bagi pertanian di Indonesia dalam peningkatan hasil produksi yaitu melalui pola pertanian dengan metoda SRI-Organik. Metode inimenekankan pada peningkatan fungsi tanah sebagai media pertumbuhan dan sumber nutrisi tanaman. Melalui sistem ini kesuburan tanah dikembalikan sehingga haur-daur ekologis dapat kembali berlangsung dengan baik dengan memanfaatkan mikroorganisme tanah sebagai penyedia produk metabolit untuk nutrisi tanaman. Melalui metode ini diharapkan kelestarian lingkungan dapat tetap terjaga dengan baik, demikian juga dengan taraf kesehatan manusia dengan tidak digunakannya bahan-bahan kimia untuk pertanian.

Mengapa SRI-Organik

Pola pertanian padi SRI Organik (beras organik/organic rice) ini merupakan gabungan antara metoda SRI (System of Rice Intensification) yang pertamakali dikembangkan di Madagascar, dengan pertanian organik. Metode ini dikembangkan dengan beberapa prinsip dasar:

* Pemberian pupuk organik
* Peningkatan pertumbuhan akar tanaman dengan pengaturan pola penanaman padi yaitu dengan jarak yang renggang.
* Penggunaan bibit tunggal tanpa dilakukan perendaman lahan persawahan.

Pemilihan pengembangan pola tanam padi SRI Organik untuk menghasilkan beras organik (organic rice) yang juga termasuk sebagai beras sehat (healthy rice) berdasarkan pertimbangan beberapa hal berikut :

* Aspek lingkungan yang baik dengan tidak digunakannya pupuk dan pestisida kimia, serta menggunakan sedikit air (tidak direndam) sehingga terjadi penghematan dalam penggunaan air.
* Aspek kesehatan yang baik yaitu tidak tertinggalnya residu kimia dalam padi/beras akibat dari pupuk/pestisida kimia juga terjaganya kesehatan para petani karena terhindar dari menghirup uap racun dari pestisida kimia.
* Produktifitas yang tinggi sebagai hasil dari diterapkannya prinsip penanaman SRI. Untuk lahan yang sudah mulai pulih kesuburan tanah dan ekosistem sawahnya, hasil yang diperoleh bisa mencapai lebih dari 10 ton/hektar dimana dari benih tunggal bisa menghasilkan sampai lebih dari 100 anakan (malai).
* Kualitas yang tinggi, beras organik (organic rice) yang juga merupakan beras sehat (healthy rice) selain tidak mengandung residu kimia juga aman dikonsumsi oleh para penderita diabet, penyakit jantung, hipertensi dan beberapa penyakit lainnya.

Untuk meningkatkan pemahaman mengenai metode pertanian SRI Organik, selanjutnya penjelasan mengenai apa yang dimaksud dengan sistem tersebut akan dijelaskan secara terpisah.

Metode Pertanian Padi System of Rice Intensification (SRI)

SRI (system of rice intensification) dikembangkan di Madagascar 20 thn yang lalu oleh Fr. Henri de LaulaniĆ©, S.J., yang menghabiskan waktu selama 34 tahun bekerja bersama petani, mengamati, bereksperimen, dan juga mendapatkan ‘keberuntungan’ pada tahun 1983-1984. Metoda ini dikenal juga dengan nama Metoda Madagascar. Pada tahun 1994 Tefy Saina (lembaga swadaya masyarakat) dan CIIFAD (Cornel International Institute for Food and Agriculture Development) mulai bekerjasama dalam pengembangan SRI. Dengan bantuan CIIFAD khususnya dari Prof. Norman Uphoff, SRI menyebar ke negara lain. Nanjing Agricultural University di China dan AARD (Agency for Agriculture Research and Development) di Indonesia melakukan percobaan pertama di luar Madagascar pada tahun 1999.

Prinsip Utama SRI:

· Top of Form

· Bottom of Form

* Penanaman bibit muda (8-12 hari setelah berkecambah)
* Jarak penanaman yang lebar (minimal 25cm x 25 cm, 1 bibit per titik)
* Menghindari trauma pada bibit saat penanaman (penanaman maks. 30 menit setelah bibit di ambil dari penyemaian)
* Penanaman padi secara dangkal
* Manajemen Air (Tanah dijaga terairi dengan baik, tidak terus menerus direndam dan penuh, hanya lembab)
* Meningkatkan aerasi tanah dengan pembajakan mekanis
* Menjaga keseimbangan biologi tanah (Penggunaan Pupuk dan Pestisida Organik

Perbedaan paradigma dengan konsep revolusi hijau melalui intensifikasi pertanian, dalam revolusi hijau:

* Mengubah potensi genetik dari tanaman,
* Meningkatkan penggunaan input-input eksternal (lebih banyak air, lebih banyak pupuk, insektisida, dll).

Pada awalnya metode ini cukup sukses meskiun dengan biaya produksi yang tinggi, namun dalam jangka panjang produksi menurun dan tanah menjadi rusak. Perbedaan utamanya adalah : SRI hanya mengubah cara petani dalam mengelola tanamannya, tanah, air dan nutrient. Perubahan ini mengurangi penggunaan air dan biaya produksi dan menyebabkan peningkatan faktor produktivitas dan pendapatan petani. Keuntungan ini hasil dari (a) peningkatan pertumbuhan dari sistem akar, dan (b) meningkatkan berlimpahnya dan beragamnya organisma tanah, yang pada gilirannya memberikan kontribusi pada produktivitas tanaman.

Pertanian Organik

Dalam tataran umum, pertanian organik mengacu kepada prinsip-prinsip berikut :

* Meningkatkan dan menjaga kealamian lahan dan agro-ekosistem.
* Menghindari eksploitasi berlebihan dan polusi terhadap sumber daya alam.
* Meminimalisasi konsumsi dari energi dan sumber daya yang tidak dapat diperbaharui.
* Menghasilkan nutrisi sehat dalam jumlah yang cukup, dan makanan berkualitas tinggi.
* Memberikan pendapatan yang memadai dalam lingkungan kerja yang aman, selamat dan sehat.
* Mengakui pengetahuan lokal dan sistem pertanian tradisional (kearifan lokal).

Dalam tataran praktis, pertanian organik mengacu kepada prinsip-prinsip berikut :

* Menjaga dan meningkatkan kesuburan jangka panjang dari tanah
* Memperkaya siklus bilogikal dalam pertanian, khususnya siklus makanan
* Memberikan pasokan nitrogen dengan penggunaan secara intensif tanaman yang memfiksasi nitrogen
* Perlindungan tanaman secara biologikal berdasarkan pada pencegahan daripada pengobatan
* Keragaman varietas tanaman dan spesies binatang, sesuai dengan kondisi lokal
* Penolakan pada pupuk kimia, pelindung tanaman, hormon dan pengatur tumbuh
* Pelarangan terhadap Rekayasa Genetika dan produknya
* Pelarangan dalam metoda bantuan pemrosesan dan kandungan yang berupa sintetis atau merugikan didalam pemrosesan makanan.
http://www.sasak.org/univ-ks/52-pertanian/461-pertanian-padi-organik-sri-dalam-konsep-sistem-pertanian-terpadu-1.html

bp3k parakan dukung go organik 2010!!!!

Lembaga Mitra Tani Organik

PERAN LEMBAGA MITRA TANI ORGANIK DALAM PENINGKATAN PRODUKSI TANAMAN ORGANIK

I. PENDAHULUAN

Salah satu upaya peningkatan produksi pertanian yang dilaksanakan dewasa ini adalah melalui program intensifikasi yaitu upaya peningkatan produksi melalui tehnik peningkatan produksi persatuan luas. Adapun pola tersebut melibatkan kegiatan sapta usaha diantaranya pengolahan tanah yang baik, penggunaan benih bermutu, pemupukan yang berimbang, pengendalian hama dan penyakit, pemeliharaan dan penanganan pasca panen yang tepat dan benar. Permasalahan yang dihadapi dalam upaya peningkatan produksi diantaranya sering terbatasnya penyediaan faktor produksi seperti pupuk yang sulit didapat, pestisida yang relative mahal disamping ekosistim yang terus tergangggu. Pemahaman akan bahaya bahan kimia sintetis dalam waktu yang lama mulai disadari sehingga perlu alternative dalam bercocok tanam yang mampu menghasilkan produksi yang tinggi, bebas dari pencemaran kimia sintetis serta menjaga lingkungan yang lebih sehat. Trend pertanian organik di Indonesia, mulai diperkenalkan oleh beberapa petani yang sudah mapan dan memahami keunggulan sistim pertanian organik tersebut. Beberapa ekspatriat yang sudah lama hidup di Indonesia, memiliki lahan yang luas dan ikut membantu mengembangkan aliran pertanian organik tersebut ke penduduk di sekitarnya. Kemudian beberapa kalangan atas yang memiliki hoby bercocok tanam juga sekarang beramai-ramai mulai membenahi lahan luas yang dimiliki mereka dan mempekerjakan penduduk sekitarnya sekaligus alih teknologi. Disamping itu banyak lembaga non pemerintah (NGO) yang bertujuan mengembangkan sistim pertanian organik di Indonesia melalui pembinaan sumberdaya manusia ataupun bertujuan menggapai pasar organik didalam dan luar negri.Lembaga Mtra Tani organik sesuai dengan visi dan misinya bekerjasama dengan masyarakat tani, pemerhati lingkungan dan kalangan pemerintah untuk mengembangkan berbagai strategi dalam upaya menghasilkan produk – produk organik serta upaya peningkatan pendapatan masyarakat.

II. PENGERTIAN PERTANIAN ORGANIK

Sebenarnya apa itu pertanian organik, dan mengapa produk organik tersebut bisa menjadi tidak terjangkau oleh masyarakat kita sendiri apalagi oleh petani. Dan mungkinkah sistim pertanian organik ini dapat menjadi salah satu pilihan dalam rangka ketahanan pangan dan sustainabilitas lahan pertanian di Indonesia. Cikal bakal pertanian organik sudah sejak lama kita kenal, saat itu semuanya dilakukan secara tradisonal dan menggunakan bahan-bahan alamiah. Sejalan dengan perkembangan ilmu pertanian dan ledakan populasi manusia maka kebutuhan pangan juga meningkat. Saat itu revolusi hijau di Indonesia memberikan hasil yang signifikan terhadap pemenuhan kebutuhan pangan. Dimana penggunaan pupuk kimia sintetis, penanaman varietas unggul berproduksi tinggi (high yield variety), penggunaan pestisida, intensifikasi lahan dan lainnya mengalami peningkatan. Pencemaran pupuk kimia, pestisida dan lainnya akibat kelebihan pemakaian, berdampak terhadap penurunan kualitas lingkungan serta kesehatan manusia. Pemahaman akan bahaya bahan kimia sintetis dalam jangka waktu lama mulai disadari sehingga dicari alternatif bercocok tanam yang dapat menghasilkan produk yang bebas dari cemaran bahan kimia sintetis serta menjaga lingkungan yang lebih sehat. Sejak itulah mulai dilirik kembali cara pertanian alamiah (back to nature). Pertanian organik modern sangat berbeda dengan pertanian alamiah di jaman dulu. Dalam pertanian organik modern dibutuhkan teknologi bercocok tanam, penyediaan pupuk organik, pengendalian hama dan penyakit menggunakan agen hayati atau mikroba serta manajemen yang baik untuk kesuksesan pertanian organik tersebut. Pertanian organik di definisikan sebagai “sistem produksi pertanian yang holistik dan terpadu, dengan cara mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agro-ekosistem secara alami, sehingga menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas, dan berkelanjutan. Lebih lanjut IFOAM (International Federation of Organik Agriculture Movements) menjelaskan pertanian organik adalah sistem pertanian yang holistik yang mendukung dan mempercepat biodiversiti, siklus biologi dan aktivitas biologi tanah.

III. PERMASALAHAN SEPUTAR PERTANIAN ORGANIK

a. Penyediaan pupuk organik

Permasalahan pertanian organik di Indonesia sejalan dengan perkembangan pertanian organik itu sendiri. Pertanian organik mutlak memerlukan pupuk organik sebagai sumber hara utama. Dalam sistem pertanian organik, ketersediaan hara bagi tanaman harus berasal dari pupuk organik. Padahal dalam pupuk organik tersebut kandungan hara per satuan berat kering bahan jauh dibawah realis hara yang dihasilkan oleh pupuk anorganik, seperti Urea, TSP dan KCl.

b. Teknologi pendukung

Setelah masalah penyediaan pupuk organik, masalah utama yang lain adalah teknologi budidaya pertanian organik itu sendiri. Teknik bercocok tanam yang benar seperti pemilihan rotasi tanaman dengan mempertimbangkan efek allelopati dan pemutusan siklus hidup hama perlu diketahui. Pengetahuan akan tanaman yang dapat menyumbangkan hara tanaman seperti legum sebagai tanaman penyumbang Nitrogen dan unsur hara lainnya sangatlah membantu untuk kelestarian lahan pertanian organik. Selain itu teknologi pencegahan hama dan penyakit juga sangat diperlukan, terutama pada pembudidayaan pertanian organik di musim hujan.

c. Pemasaran

Pemasaran produk organik didalam negeri sampai saat ini hanyalah berdasarkan kepercayaan kedua belah pihak, konsumen dan produsen. Sedangkan untuk pemasaran keluar negeri, produk organik Indonesia masih sulit menembus pasar internasional meskipun sudah ada beberapa pengusaha yang pernah menembus pasar international tersebut. Kendala utama adalah sertifikasi produk oleh suatu badan sertifikasi yang sesuai standar suatu negara yang akan di tuju. Akibat keterbatasan sarana dan prasarana terutama terkait dengan standar mutu produk, sebagian besar produk pertanian organik tersebut berbalik memenuhi pasar dalam negeri yang masih memiliki pangsa pasar cukup luas. Yang banyak terjadi adalah masing-masing melabel produknya sebagai produk organik, namun kenyataannya banyak yang masih mencampur pupuk organik dengan pupuk kimia serta menggunakan sedikit pestisida. Petani yang benar-benar melaksanakan pertanian organik tentu saja akan merugi dalam hal ini.

Lembaga Mitra Tani Organik di bentuk berdasarkan pengamatan atas beberapa aspek :

· Lingkungan

Selama beberapa dasawarsa ini telah terjadi pergeseran pola dan system tanam pada masyarakat petani kita, sehingga terjadi perubahan dan kerusakan lingkungan yang bersifat global, tidak hanya pada tanah tetapi juga pada air dan udara.· KesehatanAkibat perubahan lingkungan , berdampak pula pada kesehatan manusia dimana daya tahan manusia terhadap penyakit semakin menurun, dan timbul jenis – jenis bakteri dan virus yang baru dan daya tahan bakteri dan virus baru tersebut relative meningkat terhadap obat.

· Keadilan dan Perlindungan

Kalau dibandingkan dengan zaman dahulu , zaman sekarang terjadi penurunan terhadap kwalitas maupun kwantitas terhadap hasil dari tanaman, sehingga menimbulkan dampak terhadap pendapatan dari para petani, dimana terjadi peningkatan modal tapi tidak disertai dengan hasil yang memadai. Munculnya strain baru hama dan penyakit dari tanaman.

· Finansial

Selama ini kita melihat keuntungan dari hasil panen petani tidak seluruhnya diterima oleh petani, hanya sekitar 20% – 30% hasil dari panen, yang lain menghilang begitu saja, hal ini diakibatkan oleh kurangnya modal para petani . Kurangnya bantuan berupa modal dan tehnologi dari pemerintah maupun kredit Bank..

Dari hasil pengamatan terhadap keempat hal diatas, kita dapat menyimpulkan apa penyebab perubahan semua itu, yaitu pengolahan lahan yang tidak sesuai dengan ketentuan, pemakaian pupuk dan penggunaan pestisida kimia yang tidak sesuai prosedur, kurang pengetahuan tentang kesehatan lingkungan.Akibat terjadinya perubahan lingkungan yang extrim terjadi pula perubahan pada kehidupan sosial pada masyarakat, kami dari Lembaga Mitra Tani Organik (LMTO) mengajak element masyarakat yang mempunyai visi , misi dan inovasi atas kepedulian terhadap lingkungan bergabung dan bekerja bersama untuk mengembangkan sebuah rencana jangka panjang bagi perbaikan lingkungan dan masyarakat.

VISI DAN MISI

Visi Lemba Mitra Tani Organik selalu mengedepankan lingkungan yang berkelanjutan dengan menyertakan regenerasi dari pemanfaatan ekosistem sebagai produk yang nantinya akan menggantikan produk produk kimia. Misi Lemba Mitra Tani Organik bekerjasama dengan Pemuka Masyarakat, LSM, Pemerhati Lingkungan dan kalangan Pemerintah untuk mengembangkan berbagai strategi.

PROGRAM

Program Jangka Pendek,

· Membudayakan petani agar bercocok tanam secara organik dan ramah lingkungan dengan pemakaian pupuk dan pestisida organik.

· Memberikan ilmu pengetahuan tentang pelestarian lingkungan dan bahaya kerusakan lingkungan.

· Memberikan bantuan berupa bibit dan pupuk dengan pembayaran setelah panen.

· Membentuk suatu jaringan dengan system pembinaan terhadap kelompok tani.

Program Jangka Panjang,

· Meningkatkan pendapatan petani melalui peningkatan produksi dan atau mutu hasil panen.

· Menciptakan metoda pertanian yang ramah lingkungan.

· Menghasilkan produk pertanian organik, mempunyai nilai jual lebih baik serta memberi manfaat kepada kesehatan masyarakat banyak.

· Mengurangi pengangguran dengan cara memperdayakan masyarakat sekitar untuk dapat mengelola pertanian secara berkesinambungan.

· Mengajak masyarakat , LSM peduli lingkungan dan pemerintah bersama – sama membantu petani agar dapat terbebas dari masalah yang selama ini terjadi.

· Membantu Pemerintah dalam hal swasembada pangan dan meningkat ketahanan pangan nasional.

· Mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan bahan kimia.

DUKUNGAN

Sejauh ini pertanian organik disambut oleh banyak kalangan masyarakat, meskipun dengan pemahaman yang berbeda. Berdasarkan survey ke lahan petani di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur yang dilakukan Balai Penelitian Tanah, berbeda pemahaman tentang pertanian organik di beberapa petani tergantung pada informasi yang sampai ke petani. Petani di Jawa Barat lebih maju karena mereka umumnya petani yang sudah mapan, dan yang dikembangkan komoditi sayuran serta buah-buahan. Sedangkan di Jawa Tengah, selain buah-buahan seperti Salak juga mulai dikembangkan padi organik. Dalam hal ini Pemda Jateng mendukung sepenuhnya petani yang mau menanam padi secara organik, antara lain dengan cara membeli produksi petani sampai produksinya stabil dan petani bisa mandiri. Seperti contoh, kabupaten Sragen di Jawa Tengah mencanangkan gerakan Sragen Organik. Sedangkan di Jawa Timur, umumnya berkembang kebun buahan organik seperti apel organik. Terlepas dari apakah itu benar-benar sudah merupakan produk organik ataukah belum, sebagaimana akan dibahas nanti, perkembangan pertanian organik ini perlu mendapat arahan dan perhatian serius pemerintah.

HARAPAN DAN TUJUAN

· Munculnya kelompok pertanian organik dimana kelompok ini nantinya sangat mengerti dan memperhatikan masalah lingkungan.

· Menciptakan produk pertanian organik yang harganya cukup memadai di pasaran dan dianggap komoditas strategis untuk ketahanan pangan nasional.

· Menjadikan pertanian organik sebagai suatu industri yang sangat layak untuk diperhatikan , dan bermanfaat bagi lingkungan untuk menjaga keseimbangan alam.

· Menciptakan tempat pemasaran produk organik disetiap daerah agar masyarakat nantinya mendapatkan produk pertanian organik yang terjangkau serta bermanfaat bagi kesehatan.

· Menciptakan lingkungan yang sehat serta berdampak kepada masyarakat yang sehat dan makmur.

http://lmto.wordpress.com/2007/12/26/lembaga-mitra-tani-organik/