pranoto mongso

Kamis, 29 September 2011

POTENSI BUDIDAYA ITIK SECARA INTENSIF


( PENGUSAHA DENGAN NAMA RIZANI, SH. SEBAGAI KETUA KONTAK TANI NELAYAN ANDALAN KECAMATAN PARAKAN DAN PENGELOLA P4S PUSAT PELATIHAN PERTANIAN PEDESAAN SWADAYA SEHINGGA DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI TEMPAT KUNJUNGAN DAN PELATIHAN BAGI PETANI PETERNAK YANG AKAN MEMBUDIDAYAKAN ITIK / BEBEK DENGAN SEGALA PERMASALAHANNYA SEHINGGA DAPAT MENJADI PETERNAK UNGGUL )

“NIKI” SARI TERNAK PENGEMBANG TERNAK BEBEK PETELUR MELAYANI: »Bibit Bebek Siap Telur » Bayah, Remaja, Meri » Bebek Potong / Afkir » Pemasaran Telur dan Pakan Ternak DENGAN TEKNIK PEMELIHARAAN INTENSIF Hubungi : RIZANI / NUNIK Alamat: Tegalroso, Parakan – Temanggung Jateng Telp. (0293) 598030 , 596754 HP. 081328850722

Sebagai alternatif pemanfaatan lahan optimal
Prospek Itik Jawa
Pada babarapa tahun terahir ini usaha peternakan itik petelur semakin banyak diminati sebagai salah satu alternatif usaha peternakan unggas penghasil telur yang cukup menguntungkan. Khususnya dengan pemeliharaan secara intensif. Namun demikian, perlu diingat bahwa beternak itik tidaklah semudah beternak ayam ras petelur, dengan semuanya telah tersedia dalam paket – paket tertentu. Untuk beternak itik juga telah tersedia beberapa buku petunjuk akan tetapi agar berhasil perlu lebih dari sekedar buku petunjuk, melainkan perlu pengalaman dan ketekunan dalam memelihaa ternak itik. Hal ini terutama disebabkan karena bibit itik yang ada selama ini bukan merupakan bibit ternak yang sepenuhnya telah dijinakkan seperti halnya ayam ras, dan masih banyak faktor lingkungan yang ikut mempengaruhi performa ternak itik.
Dua pilihan budidaya itik petelur yang umum dilakukan adalah sistem gembala ( angon ) atau dikandangkan (semi intensif ). Budidaya itik digembalakan sepintas menguntungkan , karena membutuhkan pakan tambahan, namun sebenarnya produktifitasnya tidak maksimal. Bila produktifitas itik kandang bisa mencapai 80%, itik angon paling – paling 50%. Menggembalakan itik juga banyak tantangannya. Sebagai contoh adanya mina padi, maka petani akan rugi jika itik masuk ke area sawahnya. Disisi lain sawah yang diberi urea tablet akan memberikan dampak tidak baik pada itik jika sampai termakan, yang menyebabkan itik tidak berproduksi atau mandul.
BIBIT ITIK
Dari beberapa jenis itik kami memilih bibit itik jawa ( Indian Runner ) dengan alasan sebagai berikut:
- ~ Produksi tinggi bisa mencapai 250-270 butir pertahun perekor.
- ~ Daya tahan terhaap penyakit kuat
- ~Biaya pakan rendah dibandingkan dengan itik lokal Magelang karena postur tubuh lebih kecil.
- ~Besarnya telur sama dengan itik lokal.
Sebagian peternak menganggap itik petelur yang baik diperoleh dari pemeliharaan sejak kecil atau Day Old Duck ( DOD ). Alasan sejak kecil mereka bisa beradaptasi dengan peternak dan lingkungan. Sebagian lain lebih memilih dengan bibit yang sudah siap telur, karena resikonya lebih kecil danbiaya pemeliharaannya lebih murah.
Bibit siap telur secara biologis telah waktunya berproduksi umumnya itik bertelur pada umur 6 bulan. Bibit itik siap telur tidak berarti langsung bertelur, setelah sampai dikandang, karena setelah menempuh perjalanan jauh hingga perlu menyesuaikan dengan lingkungan baru. Paling tidak dibutuhkan waktu 20 – 30 hari untuk memulihkan kondisinya.
Untuk menghasilkan telur konsumsi peternak itik petelur lebih senang tidak menghadirkan jantan ditengah betina, padahal tanpa jantanpun, betina dapat menghasilkan telur.

http://kabtemanggung.com/niki-sari-ternak
Kandang
Sarana utama budidaya itik petelur berupa kandang. Kandang ren dirasakan cocok dan banyak dipakai dalam budidayaitik semi intensif. Dengan kandang ren pemeliharaan itik dapt dilakukan secara masal atau koloni. Didalam kandang ren itik masih leluasa bergerak kesana kemari sehingga lebih sehat
-Ukuran Kandang
Untuk kapasitas 100 ekor ( rumah tangga ) dibutuhkan 28m2, meliputi kandang bertelur dan kandang umbaran
-Bahan Kandang
Bambu, kawat, batubata, sekam, atau jerami sebagai alas kandang, atap bisa genting atau seng. Dengan catatan atap penuh yaitu baik temoat tidur maupun umbara tidak terkena air hujan atau sinar matahari secara langsung.
-Syarat kandang
Bersi, Kering dan cukup ventilasi.
PAKAN
Ada beberapa jenis pakan itik digunakan diantaranya:
Bekatul, jagung, mie bkas, roti bekas, konsentrat, sayuran, aking/karak
Waktu pemberian pakan dua kali sehari yaitu pagi antara jam 6 – 8 dan sore 3 – 4.
Kebutuhan itik petelur setiap hari berkisar 160 gr/ekor.
PEMELIHARAAN
- Mutu / Kualitas pakan harus dicermati, misal katul halus
- Tingkat kekeringan kandang
- Ketenangan didalam kandang
- Perlakuan terhadap ternak ( tidak kasar )
- Rumus pakan ditepati.
PRODUKSI
Masa produksi ekonomis itik petelur yang dibudidayakan secara semi intensif kurang lebih dua bila pemeliharaan optimal ritme produktifitas itik berangsur naik. Mula – mula bertelur sebanyak 15%, pada umur 7 bulan produksinya langsung meningkat 60%, 7 – 9 bulan secara bertahap naik menjai 70% - 80%. Pada bulan kesembilan sampai kesepuluh produksinya berangsur turun lagi.

PELUANG USAHA
Peternakan itik petelur telh lama menjadi bagian dari usaha tani di pedesaan dan produksi telur itik senantias meningkat dari tahun ketahun dengan terjadinya intesifikasi , pada akhir – akhir ini peningkatan produksi telur itik juga akan semakin cepat namun dalam jangka waktu 5 – 10 tahun kedepan produksi telur itik masih akan dapat terserap pasar karena permintaan telur itik sejauh ini masih belum terpenuhi.


ALASAN PEMELIHARAAN ITIK DIKANDANG ( SECARA INTENSIF )
- Semakin sempitnya lahan pertanian, terutama untuk penggembalaan secara tradisional.
- Pemanfaatan lahan yang sempit menjadi optimal
- Bisa memaksimalkan modal usaha
- Peningkatan produksi telur / bisa ditargetkan
- Mempermudah / mengefisienkan pemeliharaan
(MZT14N)

Selasa, 13 September 2011

HASIL PENDATAAN SAPI POTONG, SAPI PERAH DAN KERBAU 2011


Populasi Sapi dan Kerbau Indonesia 16, 7 Juta Ekor
Sumber Berita : Biro Umum dan Humas


Jakarta – Berdasarkan hasil awal Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah, dan Kerbau (PSPK) 2011, populasi sapi dan kerbau Indonesia sebanyak 16, 7 juta ekor atau tepatnya 16.707.204 ekor. Jumlah tersebut terdiri dari populasi sapi potong sebanyak 14.805.053 ekor, sapi perah sebanyak 597. 135 ekor dan kerbau sebanyak 1. 305.016 ekor

”Perhitungan hewan ternak ini dilakukan dari tanggal 1-30 Juni 2011 di 33 provinsi, 497 kabupaten/ kota, 6699 kecamatan, serta tersebar di 77.548 desa dan melibatkan 105 ribu petugas,” kata Kepala Badan Pusat Statistik Dr. Rusman Heriawan dalam rilis hasil awal PSPK 2011 di Kanpus Kementerian Pertanian (12/8/2011).

Dijelaskan Rusman, hasil PSPK 2011 lebih tinggi dibandingkan hasil Sensus Pertanian 2003 yang mencatat populasi sapi potong sebanyak 9.867.522 ekor, sementara untuk tahun 2011 jumlahnya mencapai 14.805.053 ekor atau meningkat dua kali lipat selama kurun waktu 8 tahun terakhir. Adapun persebaran wilayah untuk sapi potong adalah, Jawa Timur 4,7 juta ekor, Jawa Tengah 1,9 juta ekor, Sulawesi Selatan 984 ribu ekor, NTT 778, 2 ribu ekor, Lampung 742,8 ribu ekor, NTB 685,8 ribu ekor, Bali 637, 5 ribu ekor dan Sumatera Utara 541, 7 ribu ekor.

Sementara itu, Menteri Pertanian Dr. Ir. Suswono, MMA mengatakan bahwa hasil PSPK 2011 akan dijadikan data dasar jumlah sapi dan kerbau yang lengkap di Indonesia guna menyusun kebijakan pengembangan sapi potong dan kerbau dalam mendukung Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau 2014. ”Data ini sekaligus menepis keraguan berbagai kalangan mengingat akurasi datanya dapat dipertanggung jawabkan karena telah memenuhi kaidah – kaidah official statistic. Bahkan, dengan metoda sensus ini telah dihasilkan data yang semula dianggap terlalu ambisius yaitu data peternak by name by adress sebagaimana yang pernah dimiliki Kementan 44 tahun lalu pada waktu Indonesia melakukan kegiatan yang sama pada tahun 1967,” demikian dijelaskan Mentan.
http://www.deptan.go.id/news/detail.php?id=884&awal=0&page=&kunci=
(MZT14N)