pranoto mongso

Kamis, 29 Juli 2010

Munas II THL-TBPP 2010 Makassar 2



Makassar-- Tenaga Harian Lepas ini yang telah dibentuk oleh pemerintah pusat kini membentuk salah satu organisasi besar yang berjumlah 52.530 orang sehingga hubungan pada THL ini membentuk suatu organisasi besar berskala nasional.


Organisasi THL tenbentuk secara solidaritas yang memiliki harkat dan martabat yang sama dalam melakukan tugas danfungsinya terhadap masyarakat petani indonesia,dalam menyongsong peningkatan SDM para petani sehingga menciptakan kwalitas tani yang cukup baik.

Hal ini dijelaskan Ketua Pelaksana Musyawarah Nasional(MUNAS) Dedy Alfian yang didampingi Alidin Ketua Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Serta Abl.Gafar Koordinator Forum Komunikasi Tenaga Harian Lepas Kota Makassar.Saat melakukan Press Conpress di Warkop Dg.Sija Panakukang, Senin (26/7).

"Perlu diketahui bahwa penyuluh pertanian PNS berjumlah 27.922 orang ditambah Tenaga Harian Lepas(THL) Tenaga Bantu penyuluh pertanian(THL-TBPP) yang berjumlah 24.608 orang sehingga jumlah
penyuluh pertaniaan yang ada saat ini sebanyak 52.530 orang," ucapnya.

Berdasarkan data Departemen Dalam Negeri(DEPDAGRI),Tahun 2009 terdapat 74.683 desa dan kelurahan diseluruh Indonesia.Bila dikaitkan dengan program satu desa satu penyuluh maka Indonesia masih kekurangan 22.153 orang penyuluh pertanian.

Dikatakan bahwa dalam Munas yang akan diselenggarakan nantinya berbagai kegiatan yang akan dilakukan,dan Munas juga ini akan dihadiri oleh Menteri Pentanian,Anggota DPR RI,serta para pejabat pada berbagai Provinsi dan daerah Sulsel pada Khususnya dan Pejabat Provinsi diluar Provinsi Sulsel.

Ditempat yang sama Ketua Forum Komunikas Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian Dedy Alfian mengakui Kondisi tersebut maka dibutuhkan kesepakatan dari berbagai pihak bahwa Negara memiliki kewajiban meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani sehingga pemerintah perlu meningkatkan kapasitas dan kualitas serta menambah jumlah penyuluh pertanian.

Lebih jauh Dedi menerankan, pada titik inlah THL dan TBPP seluruh Indonesia Melaksanakan MUNAS Yang kedua II ditahun 2010 yang dilaksanakan di Makassar dengan harapan
1.Terwujudnya organisasi FK THL-TBPP Nasional yang kuat danampu menjadi wadah bersama THL-TBPP seluruh Indonesia mencapai tujuan.
2.Memberikan dorongan pemerintah untuk mempercepat terbitnya payung hukum sebagai landasan pengangkatan THL-TBPP menjadi CPNS penyuluh pertanian.
3.Memberikan masukan bagi pemerintah agar pengelolaan tenaga penyuluh pertanian kembali dilakukan secara terpusat agar penyuluh pertanian tidak lagi dialihkan kesektor lain diluar tugas pokok dan fungsinya seperti yang terjadi selama ini.
4.Mendorong pemerintah agar meningkatkan anggaran penyuluhan pertanian yang dapat di alokasikan dari 20 persen dana pendidikan nasional karena kegiatan penyuluhan pertanian merupakan pendidikan non formal.
5.Mendorong pemerintah daerah agar segera membentuk kelembagaan penyuluhan pertanian didaerahnya sesuai amanat Undang-undang No.16 tentang sistem penyuluhan pertanian,perikanan dan kehutanan Tahun 2006.

Organisasi THL-TBPP dalam munas ini pihaknya sangat berharap agar dapat menyatukan persepsi pihak-pihak yang terkait baik dari DPR RI,Kementerian,agar segerah mengambil langkah-langkah konkrit bagi terbitnya peraturan pemerintah sebagai dasr hukum bagi peningkatan status THL-TBPP menjadi PNS agar proses regenerasi penyuluh pertanian dapat diwujudkan.

Dalam Munas ini berperan sebagai moderator Ir.Mulyono Machhmur,MS Ketua Umum PERHITANI Pusat.

"THL-TBPP Sulawesi selatan merupakan perwakilan provinsi sulawesi selatan sebagai perwakilan Indonesia,Munas yang diselenggarakan dimakassar ini adalah Munas yang kedua dan yang pertama diselenggarakan di Jogyakarta," tambah Dedy Alfian Ketua Forum Komunikasi THL-TBPP
http://indotim-news.com/isi_berita.php?&id=7795&ids=Nasional

Munas II THL-TBPP 2010 Makassar

DPR RI Prioritaskan Status Hukum THL-TBPP
Dewan Minta THL-TBPP Bekerja Profesional
MAKASSAR, BKM -- Para tenaga harian lepas tenaga bantuan penyuluh pertanian (THL-TBPP) mulai mendapat kejelasan terhadap percepatan peningkatan statusnya menjadi pegawai negeri sipil (PNS). Pihak DPR RI akan segara memprioritaskan status dn payung hukum bagi pada THL-TBPP tersebut.
Hal itu terungkap dalam Seminar Nasional yang diselenggarakan oleh Forum Komunikasi THL-TBPP di Balai Diklat Perindustrian Graha PKK, Selasa (27/7) kemarin. Dua anggota DPR RI yang ikut sebagai pembicara menyampaikan, panitia kerja gabungan Komisi II, VIII dan Komisi X DPR RI segera memprioritaskan payung hukum itu.
Terungkap pula sejumlah rumusan terhadap percepatan peningkatan status dan payung hukum THL-TBPP. Di antaranya pengelolaan tenaga penyuluh dilakukan secara terpusat agar mereka tidak lagi dialihkan ke sektor lain di luar tupoksinya. Penambahan anggaran penyuluhan pertanian dapat ditingkatkan karena tenaga penyuluh pertanian merupakan kegiatan pendidikan non formal. Pengalokasian anggaran THL-TBPP selama proses pengangkatannya menjadi CPNS penyuluh pertanian dan proses verifikasi dan Validasi database THL-TBPP dilakukan secara terpusat.
Anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi PKS, H M Gamari Sutrisno yang juga menjadi anggota panja gabungan komisi kepada BKM usai menghadiri Seminar mengatakan, dalam panja gabungan komisi DPR RI telah melakukan kordinasi kepada pemerintah dan segera membuat rancangan payung hukum yang jelas atas status THL-TBPP. Menurut Gamri kehadiran THL-TBPP sangat diperlukan dalam program pertahanan pangan nasional. Bahkan dari jumlah 24.608 THL-TBP yang ada, belum seimbang dengan jumlah 40.000 lebih desa yang tersebar di wilayah RI. "Nominalnya untuk satu desa dibutuhkan dua orang penyuluh pertanian, dan kenyataannya jumlah yang ada masih belum cukup",ungkapnya.
Hal senada juga diutarakan oleh anggota Komisi IV DPR RI dari Farksi Golkar Marcusnari, Komisi IV juga mendukung panitia kerja gabungan yang tengah membahas penyelesaian permasalahan honorer. Hanya saja Marcus meminta THL-TBPP lebih bekerja profesional dan menjadi tolak ukur bagi peningkatan hasil pertanian di RI. "Jangan nanti kalau sudah jadi PNS malah malas-malasan, THL-TBPP diharapkan lebih mandiri dan bekerja secara profesional.
sum: beritakota makassar online

Senin, 26 Juli 2010

"petaniku sayang-petaniku malang"



" Disaat Harga melangit, produksi sulit ???"
iklim,musim,cuaca,teknis budidaya,ataukah kemujuran semata????
itulah sepenggal cerita para petani di desa - desa di Kecamatan Parakan yang tengah bertanya - tanya atas fenomena harga cabai yang tidak menentu, kadang sangat murah sekali , tetapi kadang kala juga melebihi harga komoditas lain jauh berkali kali lipat.
setiap kali ada pertemuan kelompok maka yang dibahas permasalahan penyakit ini, ada dari berbagai formulator yang telah menyarankan merk - merk obatnya, sampai inisiatif petani sendiri untuk mencampur - campur berbagai bahan organik demi mempertahankan kualitas buah cabainya sehingga sampai waktu panen dapat bertahan.
berikut ada beberapa pengalaman - pengalaman tentang Anthraknosa pada tanaman cabai

ANTRAKNOSA ATAU PATEK PADA TANAMAN CABAI

Penyakit antraknosa atau patek pada tanaman cabai disebabkan oleh Cendawan Colletotrichum capsici Sydow dan Colletotrichum gloeosporioides Pens, penyakit antraknosa atau patek ini merupakan momok bagi para petani cabai karena bisa menghancurkan panen hingga 20-90 % terutama pada saat musim hujan, cendawan penyebab penyakit antraknosa atau patek ini berkembang dengan sangat pesat bila kelembaban udara cukup tinggi yaitu bila lebih dari 80 rH dengan suhu 32 derajat selsius biasanya gejala serangan penyakit antraknosa atau patek pada buah ditandai buah busuk berwarna kuning-coklat seperti terkena sengatan matahari diikuti oleh busuk basah yang terkadang ada jelaganya berwarna hitam. Sedangkan pada biji dapat menimbulkan kegagalan berkecambah atau bila telah menjadi kecambah dapat menimbulkan rebah kecambah. Pada tanaman dewasa dapat menimbulkan mati pucuk, infeksi lanjut ke bagian lebih bawah yaitu daun dan batang yang menimbulkan
busuk kering warna cokelat kehitam-hitaman.

Morfologi dan daur penyakit

Busuk Buah
C. capsici mempunyai banyak aservulus, tersebar di bawah kutikula atau pada permukaan, berwarna hitam dengan banyak seta. Seta berwarna coklat tua, bersekat, halus dan meruncing ke atas. Konidium berwarna hialin, berbentuk tabung (silindris), ujung-ujungnya tumpul atau bengkok seperti sabit. Konidium dapat disebabkan oleh angin. Cendawan pada buah masuk ke dalam ruang biji dan menginfeksi biji, sehingga dapat menginfeksi persemaian yang tumbuh dari benih yang sakit.
Cendawan yang menyerang daun dan batang tidak dapat menginfeksi buah. Cendawan dapat bertahan dalam sisa-sisa tanaman sakit. Pada musim kemarau pada lahan yang berdrainase baik perkembangan penyakit kurang.
Perkembangan penyakit sangat baik pada suhu 30 °C. Perkembangan lebih cepat pada buah yang lebih tua, sedangkan pada buah muda lebih cepat gugur karena infeksi.
Di Indonesia penyakit tersebut dapat ditemukan di pulau Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi.


Gejala serangan
Gejala serangan awal berupa bercak coklat kehitaman pada permukaan buah, kemudian menjadi busuk lunak. Pada bagian tengah bercak kumpulan titik hitam yang merupakan kelompok seta dan konidium. Serangan yang berat menyebabkan seluruh buah keriput dan mengering. Warna kulit buah seperti jerami padi. Keadaan cuaca panas dan lembab mempercepat perkembangan penyakit.Pengendalian Penyakit Antraknosa atau Patek:

* Melakukan prendaman biji dalam air panas (sekitar 55 derajat Celcius) selama 30 menit atau perlakuan dengan fungisida sistemik yaitu golongan triazole dan pyrimidin (0.05-0.1%) sebelum ditanam atau menggunakan agen hayati.
* Penyiraman fungisida atau agen hayati yang tepat pada umur 5 sebelum pindah tanam.
* Memusnahkan bagian tanaman yang terinfeksi, namun perlu diperhatikan saat melakukan pemusnahan, tangan yang telah menyentuh (sebaiknya diusahakan tidak menyentuh) luka pada tanaman tidak menyentuh tanaman/buah yang sehat, dan sebaiknya dilakukan menjelang pulang sehingga kita tidak terlalu banyak bersinggungan dengan tanaman/buah yang masih sehat.
* Secara kimia, pengendalian penyakit ini dapat disemprot dengan fungisida bersifat sistemik yang berbahan aktif triadianefon dicampur dengan fungisida kontak berbahan aktif tembaga hidroksida, Penggiliran (rotasi) tanaman dengan tanaman lain yang bukan famili solanaceae(terong, tomat dll) atau tanaman inang lainnya misal pepaya karena berdasarkan penelitian IPB patogen antraknosa pada pepaya dapat menyerang cabai pada pertanaman.
* Penggunaan fungisida fenarimol, triazole, klorotalonil, dll. khususnya pada periode pematangan buah dan terutama saat curah hujan cukup tinggi.. Fungisida diberikan secara bergilir untuk satu penyemprotan dengan penyemprotan berikutnya, baik yang menggunakan fungisida sistemik atau kontak atau bisa juga gabungan keduanya.
* Penggunaan mulsa hitam perak, karena dengan menggunakan mulsa hitam perak sinar matahari dapat dipantukan pada bagian bawah permukaan daun/tanaman sehingga kelembaban tidak begitu tinggi.
* Menggunakan jarak tanam yang lebar yaitu sekitar 65-70 cm (lebih baik yang 70 cm) dan ditanam secara zig-zag ini bertujuan untuk mengurangi kelembaban dan sirkulasi udara cukup lancar karena jarak antar tanaman semakin lebar, keuntungan lain buah akan tumbuh lebih besar.
* Jangan gunakan pupuk nitrogen (N) terlalu tinggi, misal pupuk Urea, Za, ataupun pupuk daun dengan kandungan N yang tinggi.
* Penyiangan / sanitasi gulma atau rumput-rumputan agar kelembaban berkurang dan tanaman semakin sehat.
* Jangan menanam cabai dekat dengan tanaman cabai yang sudah terkena lebih dahulu oleh antraknosa / patek, ataupun tanaman inang lain yang telah terinfeksi.
* Pengelolaan drainase yang baik di musim penghujan.

Agen hayati yang sering digunakan dalam pengendalian antraknosa adalah : Actinoplanes, Alcaligenes, Agrobacterium Amorphospongarium, athrobacter dll, dan ini biasanya bisa didapat di balai perlindungan tanaman Deptan. Namun perlu diperhatikan bila kita menggunakan agen hayati sebaiknya kita tidak menggunakan pestisida kimia, karena akan menyebabkan kematian pada agen hayati tersebut

Selasa, 20 Juli 2010

'''BERAS HITAM/BLACK RICE/BERAS IRENG'''


BLACK CHINA RICE

BERAS_HITAM_BUKAN_KETAN_HITAM


Beras hitam, memiliki nama yang berbeda-beda tergantung di mana beras hitam tersebut berada. Beras hitam yang ada di Solo dikenal dengan nama “beras wulung”. Dalam sejarah, mengonsumsi beras hitam adalah tabu bagi rakyat biasa. Keberadaannya hanya di piring bangsawan kerajan atau sebagai pelengkap ritual adat. Bukan hanya di nusantara hal tersebut berlaku, Kekaisaran China juga memberlakukan ketentuan serupa. Menurut sejarahnya, dulunya beras wulung merupakan beras pilihan, yang dulu hanya ditanam dan dipergunakan dalam keraton kasunanan Surakarta, khusus dikonsumsi di lingkungan para raja dan digunakan untuk jenis ritual tertentu. Di kawasan Cibeusi, Subang, Jawa Barat, beras hitam disebut dengan nama “beras gadog”. Di Sleman, beras hitam dikenal dengan nama, cempo ireng dan ada juga yang menyebut “beras jlitheng”. Sedangkan di Bantul dikenal dengan “beras melik”.
Sampai saat ini belum diketahui apakah sebenarnya beras hitam dengan nama sebutan yang berbeda-beda tersebut adalah sarna ataukah berbeda. Namun yang jelas, beras hitam ini memiliki keistimewaan-keistimewaan. Di antaranya, selain rasanya yang enak, pulen dan wangi juga memiliki kandungan mineral atau antosianin atau yang lainnya yang sangat baik untuk kesehatan. Warna ungu kehitaman beras ini berasal dari sumber antosianin, suatu zat turunan polifenol berkemampuan antioksidan, yang dikandungnya. Ditambah kadar flavonoid yang besar menjadikannya unggul dalam mencegah pengerasan pembuluh nadi dan asam urat.
Beras hitam bisa dikonsumsi sebagai nasi, dengan cara dimasak biasa, bisa pula sebagai bubur, untuk mereka yang harus mengonsumsi bubur, karena faktor kesehatan. Sebenarnya yang disebut beras hitam, tidak benar-benar berwarna hitam, melainkan ungu gelap, yang sepintas mirip dengan warna hitam. Warna hitam ini berasal dari pigmen yang terdapat pada kulit ari beras. Hingga karbohidrat dalam biji beras itu sendiri, tetap berwarna putih. Beras hitam, harus digiling tanpa disosoh habis, hingga kulit annya tetap tersisa.
Beras hitam juga beda dengan ketan hitam, yang selama ini dengan mudah bisa dijumpai di pasar. Sebab ketan (sticky rice), karbohidratnya lengket, sementara beras hitam, sama dengan beras Jepang tidak selengket ketan, meskipun masih sedikit lengket hingga-bisa dikonsumsi dengan sumpit.
Beras hitam belum menjadi bahan pangan pokok seperti halnya beras putih, meskipun beras berwarna hitam ini mempunyai nilai gizi tinggi. bahwa bahan pangan warna hitam makin marak dipromosikan oleh industri pengolahan makanan dan minuman di Asia dan Barat. Produk makanan dan minuman dari kacang hitam, wijen hitam, dan beras hitam menjadi populer. Di Korea, beras hitam menjadi bagian penting dalam pemeliharaan kesehatan karena kaya akan vitamin, mineral, dan antioksidan.
Beras hitam merupakan varietas lokal yang mengandung pigmen paling baik, berbeda dengan beras putih atau beras warna lain. Beras hitam memiliki rasa dan aroma yang baik dengan penampilan yang spesifik dan unik. Bila dimasak, nasi beras hitam warnanya menjadi pekat dengan rasa dan aroma yang menggugah selera makan.
Beras hitam memiliki khasiat yang lebih baik dibanding beras merah atau beras warna lain. Beras hitam berkhasiat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit, memperbaiki kerusakan sel hati (hepatitis dan chirosis), mencegah gangguan fungsi ginjal, mencegah kanker/tumor, memperlambat penuaan, sebagai antioksidan, membersihkan kolesterol dalam darah, dan mencegah anemia. Beras merah berkhasiat mencegah sembelit, cocok untuk diet, mencegah penyakit saluran pencernaan, meningkatkan perkembangan otak, menurunkan kolesterol darah, mencegah kanker dan penyakit degeneratif, menyehatkan jantung, dan mengandung vitamin B1 dan mineral lebih tinggi dibanding beras putih. Beras hitam mengandung sedikit protein, namun kandungan besinya tinggi yaitu 15,52 ppm, jauh lebih tinggi dibanding beras lainnya.

KANDUNGAN GIZI
Beras hitam merupakan vari¬etas lokal yang mengandung pigmen paling baik, berbeda dengan beras putih atau beras warna lain. Beras hitam memiliki rasa dan aroma yang baik dengan penam-pilan yang spesifik dan unik. Bila dimasak, nasi beras hitam warna¬nya menjadi pekat dengan rasa dan aroma yang menggugah selera makan.
Warna beras diatur secara genetik, dan dapat berbeda akibat perbedaan gen yang mengatur warna aleuron, endospermia, dan komposisi pati pada endospermia. Beras putih agak transparan hanya memiliki sedikit aleuron dan me¬ngandung amilosa sekitar 20%. Pada beras merah, aleuron me-ngandung gen yang memproduksi antosianin sebagai sumber warna merah atau ungu. Pada beras hitam, aleuron dan endospermia memproduksi antosianin dengan intensitas tinggi sehingga warna beras menjadi ungu pekat men¬dekati hitam. Ketan hitam meru¬pakan versi ketan dari beras hitam.
Beras hitam, sama halnya dengan beras merah, dianggap bernutrisi lebih baik dibanding dengan beras putih, karena mengandung vitamin B 1 dan mineral misalnya zat besi, lebih tinggi dibanding beras putih. Selain itu, vitamin terutama vitamin B Komplek yang terkandung dalam kulit ari beras, masih ada. Pada beras putih, konsumen tidak mudah mengenali, apakah kulit ari yang mengandung vitamin itu masih ada, atau telah disosoh habis. Pada beras merah dan beras hitam, kulit ari itu pasti masih disisakan. Hingga sebenarnya, mengonsumsi beras putih pecah kulit pun (tanpa disosoh) sudah bisa lebih sehat, dibanding dengan mengonsumsi beras putih yang telah disosoh habis. Hasil analisis Laboratorium Pangan dan Gizi Pusat Antar Universitas (PAU) UGM menunjukkan, kadar protein beras hitam 7,88 %. Lebih tinggi ketimbang beras putih sebesar 6,8 %. Namun, kandungan karbohidratnya hanya 74,81%, sedikit lebih kecil dibandingkan beras putih yang 78,9%.
Beras hitam berkhasiat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap pe¬nyakit, memperbaiki kerusakan sel hati (hepatitis dan chirosis), men¬cegah gangguan fungsi ginjal, mencegah kanker/tumor, memper¬lambat penuaan, sebagai antiok¬sidan, membersihkan kolesterol dalam darah, dan mencegah anemia. Beras merah berkhasiat mencegah sembelit, cocok untuk diet, mencegah penyakit saluran pencernaan, meningkatkan per¬kembangan otak, menurunkan ko-lesterol darah, mencegah kanker dan penyakit degeneratif, menye¬hatkan jantung. Beras hitam mengandung sedi¬kit sedi¬kit protein, namun kandungan besinya tinggi yaitu 15,52 ppm, jauh lebih tinggi dibanding beras dari varietas IR64, Ciherang, Cisadane, S intanur, Pandanwangi, dan Batang Gadis yang kandungan besinya berkisar antara 2,9-4,4 ppm. Zat besi dibutuhkan tubuh dalam pembentukan sel darah merah. Pengkayaan zat besi pada beras untuk mengatasi anemia yang dewasa ini digalakkan tampaknya perlu mulai berpaling pada beras hitam atau beras merah.
Peran pigmen beras hitam adalah paling baik di antara berbagai jenis beras berwarna. Selain itu, pigmen tersebut kaya mengandung materi aktif flavonoid dan kadarnya lima kali lipat dari pada beras putih dan berperan sangat besar bagi pencegahan pengerasan pembuluh nadi. Selain itu, beras hitam mengandung relatif banyak serat makanan (dietary fiber), laju pencernaan pati lamban, indeks gula darah 55 sedangkan beras putih adalah 87.
Zat kalium dan magnesium dalam beras hitam bermanfaat bagi pengontrolan tekanan darah, dan mengurangi risiko terserang penyakit pembuluh darah otak dan jantung. Maka, penderita penyakit kencing manis dan pembuluh darah jantung dapat mengkonsumsi beras hitam sebagai makanan penyehat badan.
SEKILAS TENTANG BUDIDAYA
Budi daya padi yang menghasilkan beras hitam, sebenarnya sama dengan budi daya padi biasa. Bedanya, padi beras hitam hanya bisa dibudidayakan di kawasan berhawa sejuk. Di DIY pun, beras hitam hanya dibudidayakan di Kabupaten Sleman, di lereng gunung Merapi. Sebab beras hitam dihasilkan oleh padi sub tropis. Budi daya beras hitam harus di lahan sawah, sebab sampai sekarang belum ada varietas padi ladang yang bisa menghasilkan beras hitam. Cara budi daya sama dengan padi biasa, tanah diolah sampai menjadi lumpur, gabah (benih disemai), kemudian dicabut, dan ditanam satu per satu. Umur padi hitam sekitar lima bulan, sedikit lebih panjang dibanding padi biasa yang rata-rata empat bulan sudah panen. Deskripsi sifat-sifat tanaman padi beras hitam belum tercatat secara rinci. Kelompok Tani Sarana Makmur Seyegan di Sleman mela-porkan padi hitam varietas Compo Ireng mampu berproduksi 4,5 t/ha dengan umur panen 5 bulan.
Dalam upaya mengatasi keku¬rangan pangan dan gizi buruk yang dewasa ini makin meningkat, terutama di daerah berpengairan tadah hujan atau beriklim kering, penelitian varietas padi kaya nutrisi seperti padi beras hitam dan beras merah perlu digalakkan. Penelitian sejak tahun 2003 menunjukkan, dari persilangan BP140F/Silu-gonggo//Oryza glaberrima///Silu¬gonggo yang warna berasnya merah, salah satu galurnya meng-hasilkan butir beras berwarna ungu kehitaman walaupun jumlahnya se¬dikit (±10%). Meskipun demikian, temuan ini perlu ditindaklanjuti dalam upaya mendapatkan padi beras hitam yang mantap, sebagai varietas atau tetua padi beras hitam berumur genjah. Galur hasil persi¬langan ini berumur genjah (90-100 hari), tinggi tanaman 90-100 cm dengan penampilan mirip tetuanya Silugonggo. Galur ini diharapkan dapat beradaptasi baik pada lahan kering beriklim kering seperti halnya tetuanya.
Meskipun beras hitam asli Indonesia sekarang sudah menghilang dari para petani, tetapi Balai Penelitian Padi (Balitpa) Sukamandi, Jawa Barat, masih menyimpan benihnya. Selain Balitpa, yang mengoleksi varietas-varietas padi lokal kuno adalah International Rice Reasearch Institute (IRRI) di Los Banyor, Filipina. Sekarang ini masyarakat mulai tertarik kembali ke menu-menu tradisional, yang mereka anggap lebih sehat dibanding makanan modern. Maka beras hitam pun kembali populer, dibudidayakan, dan dipasarkan
BERAS HITAM DALAM LINTAS BUDAYA INDONESIA
Beras hitam di Indonesia banyak terdapat diperbagai daerah, sebenarnya mirip seperti padi “wulu” tetapi berwarna hitam. Batangnya setinggi satu meter lebih berumur sekitar enam bulan kebanyakan tumbuh di daerah ketinggian lebih dari 500 meter diatas permukaan laut. Padi ini hanya sedikit ditanam di daerah asalnya digunakan hanya untuk keperluan upacara adat. Mungkin karena mereka belum mengerti manfaat sebenarnya, sangat kaya vitamin dan nutrisi dapat dijadikan sebagai obat. Di Kendari beras hitam dinamakan sebagai Pae Biyu Nggolopua. Di Tanatoraja dinamakan sebagai Pare Durian-ujung, sedang di daerah Gowa dinamakan sebagai Pare Puluk lontong. Selain itu juga terdapat di daerah Pantar dan Alor juga memiliki padi hitam, padi di daerah itu agak berbeda karena ditanam hanya memerlukan sedikit air untuk tumbuhnya.
Padi ini biasanya dipakai di pesta-pesta atau acara-acara khusus. Di pasar-pasar lokal, harga padi ini lebih mahal dari jenis padi yang lain. Selain itu juga di tanam di Kalimantan beras hitam juga ditanam oleh suku Dayak Iban dan suku dayak pedalaman lainnya, yang disebut sabagai jenis padi “Pulut Hitam”. Di negara tetangga seperti Malaysia mereka telah selangkah lebih maju dalam penelitian dan budidaya beras hitam. Manfaatnya tidak hanya sebagai bahan makanan eksklusif, tetapi juga sebagai obat bagi penyakit tertentu mereka membuat makanan makanan dari bahan beras hitam di semua sentra sentra distrik wisatanya.
Dalam rangka mengembangkan dan produksi beras hitam, rencana petani di Kecamatan Parakan sedang mencari berbagai pihak untuk mencoba dikembangkan dalam lahan kelompok paling tidak untuk percobaan dahulu kecocokan tempat budidaya dan hasil panen pertama yang nantinya akan diketahui potensi / hasilnya.
diambil dari berbagai sumber:
http://satvikabhoga.wordpress.com/2009/07/25/beras-hitam/
http://bumiganesa.com/?p=491
http://ridiah.wordpress.com/2010/03/31/
http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_rice_varieties
OLEH:tim_bp3k_p@rakan

Rabu, 14 Juli 2010

“ JIKA KITA BAIK KEPADA ALAM ALAM JUGA AKAN BAIK KEPADA KITA "





“ JIKA KITA BAIK KEPADA ALAM “
“ ALAM JUGA AKAN BAIK KEPADA KITA “

Marquee



Masalah sampah adalah masalah semua orang. Warga seringkali membuang sampah sembarangan yang menyebabkan penyumbatan aliran sungai dan akhirnya dapat menyebabkan banjir. untuk mengelola sampah rumah tangga sebenarnya tidak terlalu sulit, yang lebih sulit adalah memberikan pemahaman kepada warga untuk mengelola sampah dan istigomah menjalankan program ini.
Sampah adalah limbah yang timbul akibat aktifitas manusia yang terjadi sepanjang hidup. Sampah merupakan masalah yang sulit dipecahkan pengurangannya, apabila diserahkan kepada satu kelompok atau organisasi masyarakat tertentu, karena setiap individu manusia memproduksi sampah sepanjang hidupnya yang akan terus bertambah seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan tingkat serta pola konsumsi masyarakat. Dengan tehnologi yang berbasis sistem 3 R ( Reduce, Reuse dan Recycle) maka sampah akan menjadi berkurang timbulannya bahkan hasil pengolahannya akan bermanfaat bagi penyehatan lingkungan, lahan pertanian dan bagi kesehatan.
KARAKTERISTIK SAMPAH WARGA
Sampah warga sama seperti sampah-sampah pada umumnya. Sampah ini bercampur antara sampah organik dengan sampah non organik. Warga belum memiliki kesadaran untuk memisahkan antara sampah organik dengan sampah non organik. Sampah non organik yang paling banyak adalah sampah plastik. sampah dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar: sampah non organik dan sampah organik. Dari setiap kelompok ini berdasarkan bisa tidaknya didaur ulang dapat dikelompokkan menjadi bisa didaur ulang dan tidak bisa didaur ulang. Lihat gambar di bawah ini:
PEMBAGIAN KELOMPOK SAMPAH WARGA :
Contoh kelompok sampah tersebut adalah sebagai berikut:
A. Sampah Organik Bisa Didaur Ulang: kertas, kardus, koran, majalah, dll
B. Sampah Organik Tak Bisa Didaur Ulang: sisa makanan, daun, sisa sayuran, dll.
C. Sampah Non-organik Bisa Didaur Ulang: logam (besi, alumunium, tembaga), botol, bekas botol minuman, kaleng, plastik, kaca, dll.
- kemasan-kemasan plastik untuk dijadikan tas.
- Botol plastik bekas dapat dibuat menjadi tutup gelas.
- Gelas plastik bekas dapat dibuat pot-pot tanaman

D. Sampah Non-organik Tak Bisa Didaur Ulang: plastik yang tidak bisa diaur ulang, baterai bekas, dll.
Sedangkan sampah non-organik yang tidak bisa didaur ulang seharusnya dibakar. Namun, untuk pembakarannya diperlukan alat / tempat karena jika sampah ini dibakar langsung akan diprotes warga, karena asapnya ke mana-mana dan masuk ke rumah-rumah warga. Dengan cerobong yang dibuat tinggi sehingga asap bisa langsung ke udara. Selain itu pembakaran bisa berlangsung sempurna dan mengurangi pencemaran udara. Sampah-sampah yang bisa didaur ulang baik organik maupun non-organik bisa dijual. Saat ini sudah ada pengepul barang-barang bekas / rosokan yang datang ke lokasi sehingga kita tidak perlu repot untuk membuang sampah tersebut.

Untuk pembagiannya menurut sumbernya Sampah organik dibagi dua yaitu :
1. Sampah Organik Hijau (sisa sayur mayur dari dapur)
Contohnya : tangkai/daun singkong, papaya, kangkung, bayam, kulit terong, wortel, labuh siam, ubi, singkong, kulit buah-buahan, nanas, pisang, nangka, daun pisang, semangka, ampas kelapa, sisa sayur / lauk pauk, dan sampah dari kebum (rumput, daun-daun kering/basah) .
2. Sampah Organik Hewan yang dimakan seperti ikan, udang, ayam, daging, telur dan sejenisnya.
“ Sampah organik yang dihasilkan oleh sebuah rumah tangga atau 1 Kepala Keluarga (KK) yang beranggota 5 orang (bapak, ibu, 2 anak dan 1 pembantu) setiap hari kurang lebih 2 kg. Kalau sebuah Rukun Tetangga (RT) terdiri dari 40 KK dan sebuah Rukun Warga (RW) terdiri dari 10 RT, maka bisa dihitung berapa jumlah sampah organik yang memerlukan pengelolaan selanjutnya, atau biasa disebut “dibuang”..”


PROSES PENGELOLAAN SAMPAH

A. Pengumpulan Sampah Warga
Sampah-sampah ini dikumpulkan di tempat penampungan sementara. Ditampung dari kranjang / ember khusus dan telah dipisah antara yang organic, anorganik maupun kaca.Dari ember – ember tersebut dikumpulkan sehingga mudah untuk proses selanjutnya.
B. Sortasi Sampah
Sampah-sampah yang bisa didaur ulang dikumpulkan dan dibersihkan dari sampah yang lain. Sampah-sampah non-organik yang tidak bisa didaur ulang juga dipisahkan tersendiri. Sedangkan sampah organik yang tidak bisa didaur ulang dipisahkan untuk diolah menjadi kompos. Ada beberapa sampah organik yang tidak ikut dikomposkan, yaitu: kayu, bambu, tulang, dan tanduk. Sampah-sampah ini bisa dikomposkan tetapi membutuhkan waktu yang lebih lama, sehingga perlu diperkecil ukurannya dengan cara dicacah,
C. Pengomposan
Sampah-sampah organik yang tidak bisa didaur ulang diolah menjadi kompos dengan menggunakan activator/ bakteri/ mikroorganisme yang mempercepat penguraian. Contoh dari activator pengurai ini yang telah dijual di pasaran antara lain EM4, starbio, stardec, decomposer, dan merk – merk lain.
Yang penting adalah kandungan bakteri dalam decomposer tersebut. Bakteri pengurai yang mempercepat proses penguraian Setidaknya dikenal 80 marga mikroba fermentasi, dikenal lima kelompok utama : Bakteri fotosintetik, laktobasilus streptomices, ragi ( yeast ), dan Actinomycetes. Berfungsi dalam proses Fermentasi dan dekomposisi bahan organic, dan Bakteri asam laktat (Lactobacilus spp,), bakteri fotosintetik (Rhodopseudomos Spp) Actinomycetes, Streptomyces dan ragi yang bermanfaat untuk pertanian, peternakan, perikanan, tambak, limbah industri, pengolahan limbah domestik/ sampah rumah tangga dan yang sejenis sampah rumah tangga dan kesehatan lingkungan. Cairan microorganisme ini tidak berbahaya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya dan aman bagi lingkungan.


PEMBUATAN KOMPOS DARI SAMPAH RUMAH TANGGA

Marquee



Mendaur Ulang Sampah Dapur Rumah Tangga
Alternatif 1 :
Siapkan :
1. Kardus
2. Bantalan yang dibuat dari sabut kelapa untuk dasar (kalau ada)
3. 5-6 kg kompos yang dibuat dari sayuran, seresah tanaman dll,
4. Sampah yang telah dipotong-potong ukuran 2 - -4 cm
5. Alat pengaduk
6. Karung plastik yang berpori-pori (untuk membungkus kardus) atau keranjang tempat cucian baju kotor / ember bekas kaleng.

Cara membuat :
1. Letakkan bantalan sabut kelapa yang ada,
2. Tumpukkan seresah / sampah yang telah dipilah -pilah Lakukan lapis demi lapis sampai kardus penuh. Kardus disimpan di dalam keranjang atau bungkus dengan karung plastik yang berpori. Letakkan ditempat yang tidak terkena hujan dan terik matahari. Setiap 3-4 hari dibuka dan diaduk-aduk, lakukan terus sampai seluruh sampah menjadi hitam, hancur.
3. Sampah telah berubah menjadi kompos siap pakai/dijual. (untuk dijual, diayak terlebih dahulu). Jika kardus pertama penuh, buatlah kardus kedua, dst.

Alternatif 2 :
1. Wadah drum, ember plastik atau gentong
2. Wadah diberi lubang didasarnya untuk pertukaran udara
3. Bahan sampah yang dipotong 2 – 4 cm
4. Mikroorganisma pengurai sebagai aktivator. Contohnya EM-4, Starbio, dll, Bahan-bahan ini bisa diganti dengan kompos dari tumbuh-tumbuhan yang sudah jadi.
5. Air
6. Alat pengaduk.
Cara membuat :
1. Bahan sampah dimasukkan didalam wadah selapis, kemudian ditambahkan kompos atau mikroorganisma pengurai secukupnya dengan dara disemprot/ diguyur.
2. Lakukan terus menerus selapis demi selapis sampai wadah penuh
3. Disiram dengan air secara merata
4. Pada hari ke 5 -7, media dapat diaduk-aduk. Pengadukan diulang setiap lima hari dan dihentikan sampai sampah menjadi hitam dan hancur.


D. PEMANFAATAN KOMPOS

Jika akan digunakan sendiri, kompos tidak perlu diolah lebih lanjut. Lansung digunakan saja. Kompos ini dapat digunakan untuk menanam bermacam-macam tanaman. Misalnya saja tanaman hias. Banyak tanaman hias yang bisa ditanam dengan kompos ini. Alternatif lain adalah menanam tanaman sayuran, bisa tomat, bayam, caisim, kangkung, cabai. Atau tanaman buah-buahan, seperti buah pepaya atau pisang yang waktu berbuahnya tidak terlalu lama. Kompos juga bisa digunakan untuk menanam tanaman obat/apotik hidup.
Dengan memanfaatkan kompos tersenut paling tidak kita akan ikut andil melestarikan lingkungan, sebagai contoh ketika kita memiliki pekarangan yang kita Tanami dengan sayuran sehari – hari akan mengurangi biaya belanja sehari – hari, produk atau hasilnyapun dipastikan organic sehingga sehat untuk kehidupan kita.
Selamat mencoba 
by:Tim_kreatif_BP3K_Kec_Parakan
facebook : balaipenyuluhanpertanian parakan

Senin, 12 Juli 2010

DARI TANAH KEMBALI KE TANAH!!!!




�Back to Nature�
TELAH menjadi trend baru meninggalkan pola hidup lama yang menggunakan bahan kimia non alami, seperti pupuk, pestisida kimia sintetis dan hormon tumbuh dalam produksi pertanian. Pangan yang sehat dan bergizi tinggi dapat diproduksi dengan metode baru yang dikenal dengan pertanian organik.

Pertanian organik adalah teknik budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintetis. Tujuan utama pertanian organik adalah menyediakan produk-produk pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumennya serta tidak merusak lingkungan. Gaya hidup sehat demikian telah melembaga secara internasional yang mensyaratkan jaminan bahwa produk pertanian harus beratribut aman dikonsumsi (food safety attributes), kandungan nutrisi tinggi (nutritional attributes) dan ramah lingkungan (eco-labelling attributes). Preferensi konsumen seperti ini menyebabkan permintaan produk pertanian organik dunia meningkat pesat.
BERIKUT INI ADA BEBERAPA RESEP YANG BISA DITERAPKAN SECARA MUDAH, MURAH, DAN DIHARAPKAN MANJUR :
PESTISODA ORGANIK:
Bahan yang diperlukan :
- Tembakau 1 kg
- air 4 liter
- kapur barus 7 butir dihaluskan
Cara pembuatannya :
- Tembakau direndam dalam 4 liter air selama 2 (dua) hari.
- Campurkan kapur barus yang telah dihaluskan.

Cara implementasi :
- Setiap 2 - 3 sendok makan air hasil proses rendaman tembakau dan kapur barus dicampur dengan air biasa 1 liter. - Semprotkan pada tanaman yang terserang hama/penyakit.
Allow rekan-rekan pecinta Tanaman,
Anda ingin membuat PESTISIDA ORGANIK (PREVENTIF) sendiri .. ??? Tetapi pestisida ini hanya mencegah / menghalau HAMA, seperti : Wereng, Ulat, Tungau Jingga, Keong Mas, Tungro, Kaper dll.
Silahkan ikuti langkah berikut ini :

BAHAN UTAMA adalah DAUN MIMBA ( Azadirachta Indica ) dan BIJI MIMBA ( Biasanya banyak terdapat di sepanjang Jalan arah luar Kota )
1. DAUN MIMBA.
CARA PEMBUATAN :
DAUN MIMBA segar 5 Kg ditumbuk dan dicampur Air 5 Liter, kemudian direbus sampai mendidih saja dan didiamkan semalam (di Fermentasi). Setelah itu disaring dimbil Airnya saja.
CARA PAKAI :
Dosis 1 Liter Air MIMBA Hasil Fermentasi dicampurkan dengan 15 Liter Air, Baru kemudian disemprotkan ke Tanaman yang terkena HAMA. Pemakaian yang EFEKTIF pada Tanaman terkena HAMA adalah setiap 2 Minggu sekali.

2. BIJI MIMBA.
CARA PEMBUATAN :
BIJI MIMBA 1 Kg ditumbuk HALUS ( Kalau bisa seperti KOPI bubuk )
CARA PAKAI :
Dosis 100 Gram BIJI MIMBA HALUS dicampurkan untuk 15 Liter Air, Baru kemudian disemprotkan ke Tanaman yang terkena HAMA. Pemakaian yang EFEKTIF pada Tanaman terkena HAMA adalah setiap 2 Minggu sekali.

Pestisida adalah zat pengendali hama (seperti: ulat, wereng dan kepik). Pestisida Organik: adalah pengendali hama yang dibuat dengan memanfaatkan zat racun dari gadung dan tembakau. Karena bahan-bahan ini mudah didapat oleh petani, maka pestisida organik dapat dibuat sendiri oleh petani sehingga menekan biaya produksi dan akrab denga lingkungan.

Bahan dan Alat:

2 kg gadung. 1 sendok makan minyak kelapa.
1 kg tembakau. Parutan kelapa.
2 ons terasi. Saringan kelapa (kain tipis).
¼ kg jaringao (dringo). Ember plastik.
4 liter air. Nampan plastik.



CARA MEMBUAT



Minyak kelapa dioleskan pada kulit tangan dan kaki (sebagai perisai dari getah gadung).
Gadung dikupas kulitnya dan diparut.
Tembakau digodok atau dapat juga direndam dengan 3 liter air panas
Jaringao ditumbuk kemudian direndam dengan ½ liter air panas
Tembakau, jaringao, dan terasi direndam sendiri-sendiri selama 24 jam. Kemudian dilakukan penyaringan satu per satu dan dijadikan satu wadah sehingga hasil perasan ramuan tersebut menjadi 5 liter larutan.
Dosis:

1 gelas larutan dicampur 5-10 liter air.
2 gelas larutan dicampur 10-14 liter air.
Kegunaan:

Dapat menekan populasi serangan hama dan penyakit.
Dapat menolak hama dan penyakit.
Dapat mengundang makanan tambahan musuh alami.
Sasaran:

Wereng batang coklat, Lembing batu, Ulat grayak, ulat hama putih palsu.

Catatan: Meskipun ramuan ini lebih akrab lingkungan, penggunaannya harus memperhatikan batas ambang populasi hama. Ramuan ini hanya digunakan setelah polulasi hama berada atau di atas ambang kendali. Penggunaan di bawah batas ambang dan berlebihan dikhawatirkan akan mematikan musuh alami hama yang bersangkutan.

Daun Sirsak (Nangka Belanda) ternyata dapat digunakan sebagai bahan pestisida organik untuk mengendalikan Hama Thrips pada tanaman Cabai.

Caranya :

50 - 100 lembar daun sirsak dihaluskan (boleh pake blender) dan dicampur dengan 5 liter air kemudian didiamkan selama sehari semalam, rendaman tersebut kemudian disaring dengan kain.

1 liter hasil saringan dapat dicampurkan dengan 1 tangki semprot ukuran 17 liter, dan gunakan untuk menyemprot tanaman cabe, Thrips pun akan lenyap.
Selamat mencoba.

Membuat pupuk Effective Microorganisme atau EM

Pupuk EM adalah pupuk organik yang dibuat melalui proses fermentasi menggunakan bakteri (microorganisme). Sampah organik dengan proses EM dapat menjadi pupuk organik yang bermanfaat meningkatkan kualitas tanah.

Beriikut langkah-langkah pembuatan pupuk menggunakan EM :

Pembuatan bakteri penghancur (EM).

Bahan-bahan :
Susu sapi atau susu kambing murni.
Isi usus (ayam/kambing), yang dibutuhkan adalah bakteri di dalam usus.
Seperempat kilogram terasi (terbuat dari kepala/kulit udang, kepala ikan) + 1 kg Gula pasir (perasan tebu) + 1 kg bekatul + 1 buah nanas + 10 liter air bersih.

Alat-alat yang diperlukan :

Panci, kompor dan blender/parutan untuk menghaluskan nanas.

Cara pembuatan :
Trasi, gula pasir, bekatul, nanas (yang dihaluskan dengan blender) dimasak agar bakteri lain yang tidak diperlukan mati.
Setelah mendidih, hasil adonannya didinginkan.
Tambahkan susu, isi usus ayam atau kambing.
Ditutup rapat. Setelah 12 jam timbul gelembung-gelembung.
Bila sudah siap jadi akan menjadi kental/lengket.

Perlu diperhatikan susu jangan yang sudah basi karena kemampuan bakteri sudah berkurang. Sedangkan kegunaan nanas adalah untuk menghilangkan bau hasil proses bakteri.

Pestisida Organik
Resep I
Bahan yang diperlukan :
- Tembakau ½ kg;
- air 2 liter;
- kapur banus 4 butir digerus.

Cara pembuatannya:
- Tembakau direndam air 2 liter selama dua hari.
- Campurkan gerusan kapur barus.
- Setiap 2 sendok makan rendaman tembakau dan kapur barus dicampur dengan air cucian 1 liter. - Semprotkan pada tanaman yang sedang kena hama penyakit.
Resep II



BAHAN YANG DIPERLUKAN :



- tembakau 1 ons;
- jahe 1 ons;
- bawang putih 1 ons;
- air 5 liter.

Cara pembuatannya:
Jahe dan bawang putih dihaluskan, campur dengan tembakau dan masukkan air, tutup rapat dan simpan selama 2 hari 2 malam langsung digunakan. Resep pengendali hama ini bisa digunakan untuk 10.000 m2 lahan.
Sebaiknya pestisida ini digunakan pada sore hari sekitar pukul 16.00 atau 17.00 WIB. Kalau masih ada sisa bisa disimpan kurang Iebih 1 minggu. Pemakaian bisa diulangi kalau hama penyakitnya masih belum hilang tuntas.
Pengendali hama ini lebih efektif bila digunakan untuk tiga kali pemakaian, atau kalau misalnya masih tersisa banyak bisa disimpan di tempat yang tidak terkena sinar matahari.
Sumber: Warintek


TIM PENYULUH BP3K PARAKAN

PENGENDALIAN LALAT BUAH SECARA HAYATI / ALAMI







MySpace Graphics
MySpace Graphics
MySpace Graphics

Lalat buah ( fruit flys)
LALAT BUAH merupakan serangga yang populer merusak buah buahan serta sayuran, keadaan ini sangat merugikan petani besar dan juga kecil serta yang memiliki kebun kecil di rumah. Lalat buah akan menyerang tanaman berbuah dan sayuran berbuah seperti belimbing, mangga, jambu, cabai/ lombok, terong, tomat, nangka dan beberapa lagi buah buahan tropis yang kita tanam dengan cara menyuntikan telur kedalam buah buahan tersebut, ini akan menyebabkan buah buahan serta sayur tersebut rusak sebelum dapat dipetik. Siklus hidup lalat buah selama 20- 28 hari, selama hidupnya kawin dan bertelur dapat menghasilkan 1200 butir telur.
Adapun ciri umum lain dari Drosophila melanogaster diantaranya:
1. Warna tubuh kuning kecoklatan dengan cincin berwarna hitam di tubuh bagian belakang.
2. Berukuran kecil, antara 3-5 mm.
3. Urat tepi sayap (costal vein) mempunyai dua bagian yang terinteruptus dekat dengan tubuhnya.
4. Sungut (arista) umumnya berbentuk bulu, memiliki 7-12 percabangan.
5. Crossvein posterior umumnya lurus, tidak melengkung.
6. Mata majemuk berbentuk bulat agak ellips dan berwana merah.
7. Terdapat mata oceli pada bagian atas kepala dengan ukuran lebih kecil dibanding mata majemuk.
8. Thorax berbulu-bulu dengan warna dasar putih, sedangkan abdomen bersegmen lima dan bergaris hitam
9. Sayap panjang, berwarna transparan, dan posisi bermula dari thorax.

Pengendalian yang dilakukan pada umumnya adalah dengan pembungkusan buah-buahan ataupun pemberonjongan pohonnya dengan kasa, pengasapan untuk mengusir lalat buah, penyemprotan dengan insektisida, pemadatan tanah di bawah pohon untuk memutus siklus hidup serta penggunaan atraktan (zat pemikat) yang salah satunya berbahan methyl eugenol. Namun demikian, cara-cara pengendalian ini dirasa masih kurang efektif, karena tidak dilakukan secara serentak dan kontinyu, sehingga daerah yang tidak dikendalikan menjadi sumber infeksi di masa mendatang. Selain hal teknis, juga masalah mahalnya zat pengendali, khususnya atraktan lalat buah, sehingga petani/pengguna belum semuanya mampu memperoleh bahan ini. Sebagai contoh, atraktan komersial yang ada di pasaran saat ini harganya sangat mahal per liternya.
Dalam sistem pengendaliannya, lalat buah sebenarnya mempunyai musuh alami yang bisa didapatkan dalam kehidupan sehari – hari, pemanfaatan musuh secara alam ini sebenarnya sangat efektif dilihat dari segi biaya dan efek – efek negative penggunaanya di bandingkan secara kimiawi.
Tanaman aromatik yakni tanaman yang mampu mengeluarkan aroma, bisa juga digunakan untuk mengendalikan lalat buah. Di antaranya jenis selasih/ kemangi(Ocimum), yaitu O.minimum, O.tenuiflorum, O.sanctum dan lainnya. Selain tanaman selasih ada juga tanaman lain, yaitu Melaleuca bracteata / kayu putih dan tanaman yang bersifat sinergis (meningkatkan efektifitas atraktan), seperti pala (Myristica fragans). Semua tanaman ini mengandung bahan aktif yang disukai oleh lalat buah, yaitu Methyl eugenol, dengan
kadar yang berbeda.
Dengan menanam tanaman tersebut disekitar lahan maka akan mengurangi serangan yang meluas.
Minyak cemara hantu / kayu putih (Melaleuca bracteata) dan minyak selasih/ kemangi (Ocimum sanctum) berpeluang menjadi atraktan karena mengandung metil eugenol cukup tinggi. Sesuai dengan fungsinya sebagai atraktan, minyak tersebut hanya bersifat menarik lalat buah tetapi tidak membunuhnya. Oleh karena itu, penggunaan minyak tersebut harus dilengkapi dengan alat yang dapat menjebak atau menangkap lalat buah.
pengendalian lalat lainnya dengan perangkap
Perangkap model ini dibuat dari bahan sederhana, yaitu botol plastik bekas kemasan air mineral . Sepertiga bagian kepala botol dipotong, kemudian potongan dimasukkan ke botol dengan mulut botol berada di bagian dalam (tutupbotolnya dibuka). Bagian depan dan belakang botol diikat dengan kawat agar mudah digantungkan di pohon. Pada bagian tengah botol diikatkan segumpal kapas yang ditetesi 2-4 ml metil eugenol, kemudian botol diisi dengan air seperempat bagian (jangan sampai mengenai kapas). Dengan adanya air, lalat yang masuk ke dalam botol akan tenggelam dan mati. Perangkap dipasang agak miring agar air tidak tumpah. Dalam waktu satu minggu, perangkap ini dapat menjebak/mematikan 50-150 ekor lalat buah jantan.
Keunggulan dari perangkap model ini adalah menggunakan bahan yang murah dan mudah diperoleh, cara membuatnya pun cukup mudah, dan dapat dibawa ke lapangan.
Kelemahannya, kalau sering turun hujan, air dalam botol akan bertambah sehingga merendam kapas yang mengandung metil eugenol. Akibatnya perangkap tidak ber-fungsi. Oleh karena itu, sebaiknya setelah turun hujan dilakukan pe-ngecekan untuk mengetahui kondisi perangkap.
Perkembangan dimulai segera setelah terjadi fertilisasi, yang terdiri dari dua periode. Pertama, periode embrionik di dalam telur pada saat fertilisasi sampai pada saat larva muda menetas dari telur dan ini terjadi dalam waktu kurang lebih 24 jam. Dan pada saat seperti ini, larva tidak berhenti-berhenti untuk makan (Silvia, 2003)

Periode kedua adalah periode setelah menetas dari telur dan disebut perkembangan postembrionik yang dibagi menjadi tiga tahap, yaitu larva, pupa, dan imago (fase seksual dengan perkembangan pada sayap). Formasi lainnya pada perkembangan secara seksual terjadi pada saat dewasa (Silvia, 2003).

Telur Drosophila berbentuk benda kecil bulat panjang dan biasanya diletakkan di permukaan makanan. Betina dewasa mulai bertelur pada hari kedua setelah menjadi lalat dewasa dan meningkat hingga seminggu sampai betina meletakkan 50-75 telur perhari dan mungkin maksimum 400-500 buah dalam 10 hari. (Silvia, 2003). Telur Drosophila dilapisi oleh dua lapisan, yaitu satu selaput vitellin tipis yang mengelilingi sitoplasma dan suatu selaput tipis tapi kuat (Khorion) di bagian luar dan di anteriornya terdapat dua tangkai.tipis. Korion mempunyai kulit bagian luar yang keras dari telur tersebut (Borror, 1992).

Larva Drosophila berwarna putih, bersegmen, berbentuk seperti cacing, dan menggali dengan mulut berwarna hitam di dekat kepala. Untuk pernafasan pada trakea, terdapat sepasang spirakel yang keduanya berada pada ujung anterior dan posterior (Silvia, 2003).

Saat kutikula tidak lunak lagi, larva muda secara periodik berganti kulit untuk mencapai ukuran dewasa. Kutikula lama dibuang dan integumen baru diperluas dengan kecepatan makan yang tinggi. Selama periode pergantian kulit, larva disebut instar. Instar pertama adalah larva sesudah menetas sampai pergantian kulit pertama. Dan indikasi instar adalah ukuran larva dan jumlah gigi pada mulut hitamnya. Sesudah pergantian kulit yang kedua, larva (instar ketiga) makan hingga siap untuk membentuk pupa. Pada tahap terakhir, larva instar ketiga merayap ke atas permukaan medium makanan ke tempat yang kering dan berhenti bergerak. Dan jika dapat diringkas, pada Drosophila, destruksi sel-sel larva terjadi pada prose pergantian kulit (molting) yang berlangsung empat kali dengan tiga stadia instar : dari larva instar 1 ke instar II, dari larva instar II ke instar III, dari instar III ke pupa, dan dari pupa ke imago (Ashburner, 1985).

Selama makan, larva membuat saluran-saluran di dalam medium, dan jika terdapat banyak saluran maka pertumbuhan biakan dapat dikatakan berlangsung baik. Larva yang dewasa biasanya merayap naik pada dinding botol atau pada kertas tissue dalam botol. Dan disini larva akan melekatkan diri pada tempat kering dengan cairan seperti lem yang dihasilkan oleh kelenjar ludah dan kemudian membentuk pupa.

Saat larva Drosophila membentuk cangkang pupa, tubuhnya memendek, kutikula menjadi keras dan berpigmen, tanpa kepala dan sayap disebut larva instar 4. Formasi pupa ditandai dengan pembentukan kepala, bantalan sayap, dan kaki. Puparium (bentuk terluar pupa) menggunakan kutikula pada instar ketiga. Pada stadium pupa ini, larva dalam keadaan tidak aktif, dan dalam keadaan ini, larva berganti menjadi lalat dewasa (Ashburner, 1985)

Struktur dewasa tampak jelas selama periode pupa pada bagian kecil jaringan dorman yang sama seperti pada tahap embrio. Pembatasan jaringan preadult (sebelum dewasa) disebut anlagen. Fungsi utama dari pupa adalah untuk perkembangan luar dari anlagen ke bentuk dewasa (Silvia, 2003).

Dewasa pada Drosophila melanogaster dalam satu siklus hidupnya berusia sekitar 9 hari. Setelah keluar dari pupa, lalat buah warnanya masih pucat dan sayapnya belum terbentang. Sementara itu, lalat betina akan kawin setelah berumur 8 jam dan akan menyimpan sperma dalam jumlah yang sangat banyak dari lalat buah jantan.

Pada ujung anterior terdapat mikrophyle, tempat spermatozoa masuk ke dalam telur. Walaupun banyak sperma yang masuk ke dalam mikrophyle tapi hanya satu yang dapat berfertilisasi dengan pronuleus betina dan yang lainnya segera berabsorpsi dalam perkembangan jaringan embrio. (Borror, 1992)

Senin, 05 Juli 2010



:) BALAI PENYULUHAN HIDUP :)
:) PETANI DAN PENYULUH BANGKIT :)
:) REVITALISASI PENYULUHAN DIMULAI DARI BALAI PENYULUHAN :)



BALAI PENYULUHAN PERTANIAN PERIKANAN DAN KEHUTANAN
PARAKAN-TEMANGGUNG-JATENG-INDONESIA





DARI DAN UNTUK PETANI





Sabtu, 03 Juli 2010

SEJARAH KEBERADAAN INSTANSI BP3K PARAKAN











SEJARAH KEBERADAAN INSTANSI BP3K PARAKAN

Pada Tahun 1949 Dicetuskan Organisasi atau Perkumpulan Balai pendidikan masyarakat desa di Indonesia oleh menteri pertanian Bapak Kasima. Jenis pendidikan antara lain home industry (home ekonimic), jahit menjahit, dan industry pertanian. Dan pada tingkat Kabupaten Dibentuk BPMD Balai Pendidikan Masyarakat Desa di Tingkat Kabupaten Temanggung. Tahun 1955 di bentuk BPMD Cabang / Ranting di Parakan, beralamat di Jalan Kosasih Parakan Dengan nama “ SRI BANGUN “ gerakan pemuda “ Bertekad Dan Beritikad Bina Bangsa Peran Serta Bangun Negara” Tahun 1976 BPMD diubah menjadi BPP ( Balai Penyuluhan Pertanian ) dari dana bank dunia (IBRD) untuk Negara berkembang. Tahun 2003 di tingkat Kabupaten Dibentuk Balai Informasi Penyuluhan Pertanian (BIPP),selanjutnya Tahun 2009 BPP Berubah menjadi BP3K ( Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan ) dan Khusus di Kecamatan Parakan Diresmikan Oleh Bupati Temanggung pada Tanggal 29 Januari 2009, dihadiri oleh Bapak Ir. Mulyono Machmur , MS ( Kapusluh ) dan dari SETBAKORLUH Propinsi JATENG.

Tanggal 28 APRIL 2010 nama BP3K Kecamatan Parakan Di tambah menjadi BP3K “ BAMBU RUNCING “ karena merupakan ciri khas Parakan sehingga mudah dikenal dan diterima oleh masyarakat, khususnya para petani. Keberadaan Bp3k yang strategis menjadikan dipercayanya BP3K oleh Pusdatin Kementerian Pertanian RI sebagai BPPPK Percontohan “ TELECENTER “ sebagai sarana untuk mengakses informasi dan teknologi sehingga para petani, kelompok tani, wanita tani lebih cepat memperoleh ilmu pertanian dan diterapkan dalam usaha taninya.

Telecenter diresmikan oleh Ir. BUDIARTO, MT ( Wabup Temanggung, dihadiri oleh Kepala Pusdatin Kementerian pertanian secara langasung , Sekertariat Bakorluh tingkat Propinsi Jawa Tengah, DPRD, Pejabat SKPD Kabupaten Temanggung. Pemanfaatan telecenter sebagai salah satu upaya memberikan inocasi teknologi yang bisa member nilai tambah dari pendapatan / penghasilan dan meningkatkan kesejahrteraan dari keluarganya. Demi mempercepat informasi dan teknologi – teknologi pertanian maka BP3K Bambu runcing membuat blog dengan alamat :

http://bp3kbamburuncingparakan.blogspot.com/

http://bp3kbamburuncing.wordpress.com/

email : bp3kbamburuncingparakan@gmail.com

facebook : www.Facebook.com/balaipenyuluhanpertanian parakan

Dengan diresmikannya BP3K maka Keberadaan kelembagaan penyuluhan ditingkat Kecamatan semakin kuat dan sesuai dengan undang - undang no. 16 tahun 2006

Pembagian tugas BPPPK
Sector pertanian merupakan sector yang paling luas cakupanya meliputi perkebunan, peternakan, perikanan, penghijauan, dan pertanian itu sendiri.

Unit – unit kerja BP3K
1. PPL Pertanian (3 Orang)
-Mukh Yani, STP,SPKP /Koordinator BP3K, Divisi SDM & Sapras
-Widyastuti Laraswarni, SP /Sekretaris
-Tukul Santoso, SPt / Divisi Agribisnis
2. PPL Perkebunan dan Kehutanan (1 Orang)
-Dini Filiyanti, Amd, SE /Divisi Kelembagaan Petani
3. PPL Perikanan (1 Orang)
-Mahmud Efendi, Amd /Divisi Teknologi dan Informasi
4. THL - TBPP (6 Orang)
-Dwi Fatmawati, SP
-Erifa Khadida
-Gunawan, SP
-Heri Sulistyo
-Masykur Yunianto, Amd
-Ristian Priyo Utomo
5. Pengamat Hama Penyakit Tanaman / Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman (1 Orang)
-Widarto, SP
6. UPTD Pertanian, Perkebunan Dan Kehutanan (2 Orang)
-Haryanto, Bsc /Ka.UPT Dintanbunhut
-Suripyanto /Staff Dintanbunhut

KEADAAN UMUM WILAYAH KECAMATAN PARAKAN

A. TOPOGRAFI

1. Lokasi dan Batas Desa

Kecamatan Parakan wilayahnya sebagian terletak di lereng Gunung Sundoro dan lereng Gunung Sumbing dan sebagian besar terletak terhampar persawahan dan tegalan serta sungai-sungai sebagai pengairan dan jalan-jalan transportasi untuk kegiatan usaha baik bidang pertanian dan perdagangan lainnya. Adapun batas-batas wilayah Kecamatan Parakan sebagai berikut : - Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Ngadirejo - Sebelah timur berbatasan dengan Kec. Kedu & Jumo, - Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Bulu - Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Kledung & Bansari.

Kecamatan Parakan (BP3K Parakan) terdiri dari 2 Kelurahan dan 14 Desa yaitu : Kelurahan Parakan wetan Kelurahan Parakan Kauman, Desa Glapansari, Desa Sunggingsari, Desa Caturanom, Desa Depokharjo, Desa Watu Kumpul, Desa Ringinanom, Desa Dangkel, Desa Mandisari, Desa Tegalroso, Desa Traji, Desa Bagusan, Desa Nglondong, Desa Campursalam, Desa Wanu Tengah

2. Ketinggian Tempat

Kecamatan Parakan terletak di lereng Gunung Sundoro dan Gunung Sumbing dengan ketinggian tempat berkisar antara 500 s/d 1.200 meter diatas permukaan laut. Ketinggian 800-1.200 m dpl di wilayah Desa Glapansari. Ketinggian 600-800 m dpl di Desa Sunggingsari. Ketinggian 500-600 m dpl di Desa caturanom, Watu Kumpul. Ketinggian dibawah 500 m dpl di Kelurahan Parakan Wetan, Parakan Kauman, Desa Ringinanom, Desa Dangkel, Desa mandisari, Desa Tegalroso, Desa Traji, Desa Bagusan, Desa Nglondong, Desa Campursalam, Desa Wanu Tengah.

3. Karasteristik Tanah

a. Sifat Tanah - Tanah subur : 70 % - Tanah sedang : 20 % - Tanah kurang subur : 15 % - Tanah tandus : 5 %

b. Jenis Tanah - Latosol cokelat : 35 % di wilayah Parakan Tengah - Latosol kemerahan : 15 % di sebelah timur Parakan - Latosol Kekuningan : 30 % di timur dan barat Parakan - Regusol : 15 % di dekat sungai - Andosol : 5 % di lereng gunung

c. PH Tanah - Basa : 7,5 - 8,5 - Netral : 6,5 - 7,5 - Asam : 5 - 6,5 - Sangat asam : 4 ke bawah

4. Luas Wilayah dan Penggunaan Tanah Kecamatan Parakan/ BPP Parakan mempunyai luas : 2.928,8 Ha yang terdiri dari Lahan Sawah : 1.152,20 Ha, Lahan Kering : 1.675,36 Ha, Pekarangan : 310,70 Ha, Hutan Rakyat/ Negara : 800,50 Ha, Kolam Ikan : 8,10 Ha, Perairan/ Sungai : 7 Ha, Lain-lain : 61,04 Ha.

B. IKLIM

1. Curah Hujan Keadaan curah hujan di wilayah Kabupaten Temanggung khususnya Kecamatan Parakan selama 5 tahun (2004 s/d 2008) rata-rata dalam 1 tahun : 2.178 mm, dengan jumlah hari hujan 136 hari. Curah hujan rata-rata tiap bulan : 182,25 mm, hari hujan : 12 hari. Data curah hujan dapat dilihat pada tabel 2 dan 3. S

2. Suhu dan Kelembaban Wilayah Kecamatan Parakan merupakan daerah agak bergelombang terutama darah lereng Gunung Sundoro dan Gunung Sumbing dengan ketinggian antara 800-1200 m dpl, suhu harian rata-rata 240 C dengan suhu minimun 190 C, maksimum 280 C. Kelembaban rata-rata 82 % (Lab. Perlindungan Tanaman Pangan Prop. Jateng, Kedu 2008). Dengan suhu rata-rata 240 C maka udara agak basah, dingin dan tidak panas, hama penyakit serta virus, bakteri kurang berkembang dibanding di daerah panas cepat berkembang. Maka usaha di bidang pertanian, peternakan akan lebih berhasil. Tanaman, ternak tidak terlalu diporsir tenaga dan energi yang dikeluarkan, apalagi didukung oleh SDM da SDA serta bibit unggul akan menghasilkan produk unggul dan untung yang tinggi.

C. DATA PENDUDUK KECAMATAN PARAKAN TAHUN 2009

1. Jumlah Penduduk Kecamatan Parakan Tahun 2009

a. Laki-laki

Umur 1 - 5 Tahun : 660 orang

Umur 6 - 11 Tahun : 2.629 orang

Umur 12 - 15 Tahun : 7.315 orang

Umur 16 - 19 Tahun : 8.932 orang

Umur 20 - 59 Tahun : 5.874 orang

Umur > 60 Tahun : 1.336 orang

Jumlah : 24.264 orang

b. Perempuan

Umur 1 - 5 Tahun : 715 orang

Umur 6 - 11 Tahun : 2.332 orang

Umur 12 - 15 Tahun : 6.666 orang

Umur 16 - 19 Tahun : 9.482 orang

Umur 20 - 59 Tahun : 5.962 orang

Umur > 60 Tahun : 1.447 orang

Jumlah : 25.540 orang

Dapat disimpulkan bahwa penduduk Kecamatan Parakan usia produktif jumlahnya : 27.500 orang atau 56 % dari jumlah penduduk.

2. Jumlah Penduduk Kecamatan Parakan Berdasarkan Mata Pencaharian

a. Petani - Petani Pemilik : 6.632 orang

- Petani Penggarap : 8.421 orang

- Petani Pemilik & Penggarap : 9.200 orang

- Buruh Tani : 7.284 orang Jumlah : 31.537 orang

b. Nelayan : 200 orang

c. Pengusaha Besar/ Kecil : 2.210 orang

d. Pengarajin/ Industri : 2.120 orang

e. Buruh Bangunan : 2.230 orang

f. Pedagang : 3.100 orang

g.Transportasi/ Angkutan : 2.488 orang

h. PNS : 1.840 orang

i. TNI/ Polri : 275 orang

j. Pensiunan : 110 orang

h. Lain-lain : 2.800 orang Sumber Monografi Kecamatan Parakan

Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian adalah petani : 31.538 orang yang terlibat dalam usaha taninya (64,3 %) dari jumlah penduduk.

3. Jumlah Penduduk Kecamatan Parakan Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan

a. Belum Sekolah : 12.478 orang

b. Tidak Tamat SD : 5.858 orang

c. Tamat SD Sederajat : 4.363 orang

d. Tamat SLTP Sederajat : 11.756 orang

e. Tamat SLTA Sederajat : 7.266 orang

f. Tamat Akademi : 2.441 orang

g. Tamat Perguruan Tinggi : 4.878 orang

h. Buta Huruf : 1.157 orang Jumlah : 50.197 orang Sumber Monografi Kecamatan Parakan Dari data tersebut di atas menunjukan bahwa pendidikan mayoritas tingakt pendidikan SLTP, keadaan demikian tentang Sumber Daya Manusia. Jumlah penduduk berdasarkan latar belakang pendidikan adalah tamat SLTP : 11.640 orang (25,7 %) disusul tamat SLTA : 7.195 orang (14,6 %). Sehingga SDMnya cukup potensial dalam usaha untuk usaha taninya.

4. Jumlah Penduduk Kecamatan Parakan Berdasarkan KK Keluarga

a. Jumlah Penduduk : 49.001 orang

b. Jumlah KK : 12.178 KK

c. Jumlah RT : d. Jumlah RW : 5. Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk dihitung berdasarkan perbandingan antara jumlah penduduk dengan seluruh luas wilayah, sedang kepadatan penduduk secara agraris adalah perbandingan antara penduduk yang punya kepemilikan lahan pertanian atau garapan, penyebaran penduduk jumlah penduduk dibagi seluruh desa dan luas desa. Kecamatan Parakan (BP3K Parakan) mempunyai jumlah penduduk : 57.197 orang, luas wilayah : 1.929, 89 Ha, penyebaran penduduk : 1-23 % orang tiap desa, kepadatannya penduduk : 7,25 per Km2.

D. Data Petugas Pemerintah yang Terkait di Bidang Pertanian a. UPTD Pertanian : 1 orang - Staf Struktural : 2 orang - Fungsional : 4 orang - Fungsional Kontrak : 6 orang b. Pengamat Hama/ PHP : 1 orang (merangkap 3 Kecamatan) d. Petugas Pengairan : 1 orang (merangkap 3 Kecamatan) e. Petugas Perikanan : 3 orang Dalam melaksanakan tugas saling berkomunikasi dan kerja sama dalam pemecahan masalah.

E. Data Kelompok Tani Jumlah kelompok tani yang ada di Kecamatan Parakan sebagian besar kelompok tani masih kelas lanjut, baru taraf pembenahan dan berjalan kurang lancar ada kendala dalam kegiatan kelompok.

Jumlah Kelompok Tani, Wanita Tani, Taruna Tani :

a. Kelompok Tani Pemula : 37 kelompok

b. Kelompok Tani Lanjut : 33 kelompok

c. Kelompok Tani Madya : - kelompok

d. Kelompok Tani Utama : - kelompok

F. Kelembagaan Pertanian

a. Koperasi Unit Desa (KUD) : 2 buah

b. BRI Unit : 1 buah

c. BRI Cabang : 1 buah

d. BNI : - buah

e. BPD : 1 buah

f. Bank Pasar : - buah

g. BKK : 1 buah

h. Kios Saprodi : 9 buah

i. Koperasi Tani : 5 buah

j. Koperasi Serba Usaha : 2 buah

Kelembagaan yang ada di Kecamatan Parakan sangat mendukung permodalan bagi usaha tani, kelompok tani , baik bentuk Kredit maupun Tabungan dan Pinjaman.

G. Data Sarana dan Prasarana Pemasaran

a. Sarana antara lain : 1. Toko : 402 buah 2. Kios : 203 buah 3. Pasar : 3 buah 4. Warung : 154 buah 5. Toko Serba Ada : 3 buah Keberadaan sarana tersebut sangat mendukung dan menyediakan keperluan sehari-hari petani untuk beraktivitas.

b. Prasarana 1. Kendaraan angkut roda - Bis : 75 buah - Oplet swata : 108 buah - Oplet buka : 325 buah - Truk : 80 buah 2. Kendaraan angkut roda 3 - Traktor : 12 buah - Becak : 38 buah 3. Kendaraan roda 2 - Sepeda motor : 7000 buah - Sepeda : 1500 buah 4. Dokar/ Kereta : 63 buah 5. Selepan : 28 buah Prasarana transportasi, komunikasi dan pemasaran cukup, ke semua Desa dan Dusun dapat terjangkau dengan kendaraan roda 4 dan roda 2, bahkan jalan ke tegal / sawah bisa dilalui kendaraan roda 4 dan roda 2 untuk mengangkut hasil dan pupuk kandang. Jalan Desa sebagian besar sudah diaspal/ dibatu.

H. Data Penggunaan Teknologi di Tingkat Petani Kecamatan Parakan

a. Penggunaan teknologi di tingkat petani disesuaikan dengan teknologi apa yang dipakai sehari-hari petani dalam usaha taninya di lahan pertanian. Dengan jalan membandingkan teknologi baru dan lama/ lokal lalu dinilai dengan prosentase, sehingga bisa diketahui tingkat teknologi yang diserap petani.

b. Penggunaan teknologi untuk meningkatkan produktivitas tanaman pangan ditempuh melalui program intensifikasi dengan menerapkan : 1. Memakai bibit unggul/ bibit yang cocok dan baik; 2. Pengolahan lahan yang baik, tepat dan cepat sesuai jadwal tanam; 3. Pengaturan air pada tanaman yang tepat waktu; 4. Pemupukan yang sesuai dengan kesuburuan lahan dan jenis pupuk, penggunaan pupuk organik; 5. Pengendalian hama penyakit terpadu dan penggunaan pestisida ramah lingkungan; 6. Penanganan pasca panen yang tepat; 7. Pemasaran hasil sesuai permintaan pasar.

I. Data Lahan dan Komoditas Utama Kecamatan Parakan

a. Keadaan Lahan Menurut Ekosistem

1) Sawah - Teknis : 417, 82 Ha - ½ Teknis : 567,49 Ha - Sederhana : 100,89 Ha - Tadah Hujan : 70,70 Ha Jumlah : 1.152,20 Ha

2) Tegal : 473,72 Ha 3) Pekarangan : 239,58 Ha 4) Perkebunan : 16,32 Ha 5) Kehutanan : 713,30 Ha 6) Perikanan - Kolam : 3,50 Ha - Mina Padi : 4,60 Ha Lain-lain : 61,04 Ha

J. Program - Program BP3K Kecamatan Parakan :
1. FEATI / P3TIP
Desa Caturanom
Desa Dangkel
Desa Depokharjo
Desa Bagusan
Desa Nglondong
2. PUAP
Ds. Bagusan
Ds. Campursalam
Ds. Nglondong
Ds. Traji
Kel. Parakan Wetan
3. SLPTT Padi
Kelurahan Parakan wetan Kelurahan Parakan Kauman, Desa Glapansari, Desa Sunggingsari, Desa Caturanom, Desa Depokharjo, Desa Watu Kumpul, Desa Ringinanom, Desa Dangkel, Desa Mandisari, Desa Tegalroso, Desa Traji, Desa Bagusan, Desa Nglondong, Desa Campursalam, Desa Wanu Tengah
4. BLBU Padi
Desa Sunggingsari, Desa Caturanom, Desa Depokharjo, Desa Watu Kumpul, Desa Dangkel, Desa Mandisari, Desa Tegalroso, Desa Traji, Desa Bagusan,
5. DBHCHT ( Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau )
Pelatihan Kelembagaan Petani, SL Agribisnis Tembakau, Pelatihan & Bantuan Ternak Sapi, Pelatihan Tanaman Pangan,
6. Ketahanan Pangan
Bantuan Ketela Pohon Mekar Manik
7. Lingkungan hidup
Sumur resapan, Gully plug, Bibit tanaman
8. KKP-E ( Kredit Ketahanan Pangan dan Energi )
Kredit lunak Ternak Sapi