balai penyuluhan bambu runcing kecamatan Parakan address : Jl. Kosasih 27 Parakan Temanggung 56254 phone : (0293)598199 email: bp3kbamburuncingparakan@gmail.Com Http://bp3kbamburuncingparakan.blogspot.com/ Http://bp3kbamburuncing.wordpress.com/ WWW.FACEBOOK.COM/BALAIPENYULUHANPERTANIAN PARAKAN/ thl_tbpp_prk
pranoto mongso
Rabu, 14 Juli 2010
“ JIKA KITA BAIK KEPADA ALAM ALAM JUGA AKAN BAIK KEPADA KITA "
Masalah sampah adalah masalah semua orang. Warga seringkali membuang sampah sembarangan yang menyebabkan penyumbatan aliran sungai dan akhirnya dapat menyebabkan banjir. untuk mengelola sampah rumah tangga sebenarnya tidak terlalu sulit, yang lebih sulit adalah memberikan pemahaman kepada warga untuk mengelola sampah dan istigomah menjalankan program ini.
Sampah adalah limbah yang timbul akibat aktifitas manusia yang terjadi sepanjang hidup. Sampah merupakan masalah yang sulit dipecahkan pengurangannya, apabila diserahkan kepada satu kelompok atau organisasi masyarakat tertentu, karena setiap individu manusia memproduksi sampah sepanjang hidupnya yang akan terus bertambah seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan tingkat serta pola konsumsi masyarakat. Dengan tehnologi yang berbasis sistem 3 R ( Reduce, Reuse dan Recycle) maka sampah akan menjadi berkurang timbulannya bahkan hasil pengolahannya akan bermanfaat bagi penyehatan lingkungan, lahan pertanian dan bagi kesehatan.
KARAKTERISTIK SAMPAH WARGA
Sampah warga sama seperti sampah-sampah pada umumnya. Sampah ini bercampur antara sampah organik dengan sampah non organik. Warga belum memiliki kesadaran untuk memisahkan antara sampah organik dengan sampah non organik. Sampah non organik yang paling banyak adalah sampah plastik. sampah dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar: sampah non organik dan sampah organik. Dari setiap kelompok ini berdasarkan bisa tidaknya didaur ulang dapat dikelompokkan menjadi bisa didaur ulang dan tidak bisa didaur ulang. Lihat gambar di bawah ini:
PEMBAGIAN KELOMPOK SAMPAH WARGA :
Contoh kelompok sampah tersebut adalah sebagai berikut:
A. Sampah Organik Bisa Didaur Ulang: kertas, kardus, koran, majalah, dll
B. Sampah Organik Tak Bisa Didaur Ulang: sisa makanan, daun, sisa sayuran, dll.
C. Sampah Non-organik Bisa Didaur Ulang: logam (besi, alumunium, tembaga), botol, bekas botol minuman, kaleng, plastik, kaca, dll.
- kemasan-kemasan plastik untuk dijadikan tas.
- Botol plastik bekas dapat dibuat menjadi tutup gelas.
- Gelas plastik bekas dapat dibuat pot-pot tanaman
D. Sampah Non-organik Tak Bisa Didaur Ulang: plastik yang tidak bisa diaur ulang, baterai bekas, dll.
Sedangkan sampah non-organik yang tidak bisa didaur ulang seharusnya dibakar. Namun, untuk pembakarannya diperlukan alat / tempat karena jika sampah ini dibakar langsung akan diprotes warga, karena asapnya ke mana-mana dan masuk ke rumah-rumah warga. Dengan cerobong yang dibuat tinggi sehingga asap bisa langsung ke udara. Selain itu pembakaran bisa berlangsung sempurna dan mengurangi pencemaran udara. Sampah-sampah yang bisa didaur ulang baik organik maupun non-organik bisa dijual. Saat ini sudah ada pengepul barang-barang bekas / rosokan yang datang ke lokasi sehingga kita tidak perlu repot untuk membuang sampah tersebut.
Untuk pembagiannya menurut sumbernya Sampah organik dibagi dua yaitu :
1. Sampah Organik Hijau (sisa sayur mayur dari dapur)
Contohnya : tangkai/daun singkong, papaya, kangkung, bayam, kulit terong, wortel, labuh siam, ubi, singkong, kulit buah-buahan, nanas, pisang, nangka, daun pisang, semangka, ampas kelapa, sisa sayur / lauk pauk, dan sampah dari kebum (rumput, daun-daun kering/basah) .
2. Sampah Organik Hewan yang dimakan seperti ikan, udang, ayam, daging, telur dan sejenisnya.
“ Sampah organik yang dihasilkan oleh sebuah rumah tangga atau 1 Kepala Keluarga (KK) yang beranggota 5 orang (bapak, ibu, 2 anak dan 1 pembantu) setiap hari kurang lebih 2 kg. Kalau sebuah Rukun Tetangga (RT) terdiri dari 40 KK dan sebuah Rukun Warga (RW) terdiri dari 10 RT, maka bisa dihitung berapa jumlah sampah organik yang memerlukan pengelolaan selanjutnya, atau biasa disebut “dibuang”..”
PROSES PENGELOLAAN SAMPAH
A. Pengumpulan Sampah Warga
Sampah-sampah ini dikumpulkan di tempat penampungan sementara. Ditampung dari kranjang / ember khusus dan telah dipisah antara yang organic, anorganik maupun kaca.Dari ember – ember tersebut dikumpulkan sehingga mudah untuk proses selanjutnya.
B. Sortasi Sampah
Sampah-sampah yang bisa didaur ulang dikumpulkan dan dibersihkan dari sampah yang lain. Sampah-sampah non-organik yang tidak bisa didaur ulang juga dipisahkan tersendiri. Sedangkan sampah organik yang tidak bisa didaur ulang dipisahkan untuk diolah menjadi kompos. Ada beberapa sampah organik yang tidak ikut dikomposkan, yaitu: kayu, bambu, tulang, dan tanduk. Sampah-sampah ini bisa dikomposkan tetapi membutuhkan waktu yang lebih lama, sehingga perlu diperkecil ukurannya dengan cara dicacah,
C. Pengomposan
Sampah-sampah organik yang tidak bisa didaur ulang diolah menjadi kompos dengan menggunakan activator/ bakteri/ mikroorganisme yang mempercepat penguraian. Contoh dari activator pengurai ini yang telah dijual di pasaran antara lain EM4, starbio, stardec, decomposer, dan merk – merk lain.
Yang penting adalah kandungan bakteri dalam decomposer tersebut. Bakteri pengurai yang mempercepat proses penguraian Setidaknya dikenal 80 marga mikroba fermentasi, dikenal lima kelompok utama : Bakteri fotosintetik, laktobasilus streptomices, ragi ( yeast ), dan Actinomycetes. Berfungsi dalam proses Fermentasi dan dekomposisi bahan organic, dan Bakteri asam laktat (Lactobacilus spp,), bakteri fotosintetik (Rhodopseudomos Spp) Actinomycetes, Streptomyces dan ragi yang bermanfaat untuk pertanian, peternakan, perikanan, tambak, limbah industri, pengolahan limbah domestik/ sampah rumah tangga dan yang sejenis sampah rumah tangga dan kesehatan lingkungan. Cairan microorganisme ini tidak berbahaya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya dan aman bagi lingkungan.
Mendaur Ulang Sampah Dapur Rumah Tangga
Alternatif 1 :
Siapkan :
1. Kardus
2. Bantalan yang dibuat dari sabut kelapa untuk dasar (kalau ada)
3. 5-6 kg kompos yang dibuat dari sayuran, seresah tanaman dll,
4. Sampah yang telah dipotong-potong ukuran 2 - -4 cm
5. Alat pengaduk
6. Karung plastik yang berpori-pori (untuk membungkus kardus) atau keranjang tempat cucian baju kotor / ember bekas kaleng.
Cara membuat :
1. Letakkan bantalan sabut kelapa yang ada,
2. Tumpukkan seresah / sampah yang telah dipilah -pilah Lakukan lapis demi lapis sampai kardus penuh. Kardus disimpan di dalam keranjang atau bungkus dengan karung plastik yang berpori. Letakkan ditempat yang tidak terkena hujan dan terik matahari. Setiap 3-4 hari dibuka dan diaduk-aduk, lakukan terus sampai seluruh sampah menjadi hitam, hancur.
3. Sampah telah berubah menjadi kompos siap pakai/dijual. (untuk dijual, diayak terlebih dahulu). Jika kardus pertama penuh, buatlah kardus kedua, dst.
Alternatif 2 :
1. Wadah drum, ember plastik atau gentong
2. Wadah diberi lubang didasarnya untuk pertukaran udara
3. Bahan sampah yang dipotong 2 – 4 cm
4. Mikroorganisma pengurai sebagai aktivator. Contohnya EM-4, Starbio, dll, Bahan-bahan ini bisa diganti dengan kompos dari tumbuh-tumbuhan yang sudah jadi.
5. Air
6. Alat pengaduk.
Cara membuat :
1. Bahan sampah dimasukkan didalam wadah selapis, kemudian ditambahkan kompos atau mikroorganisma pengurai secukupnya dengan dara disemprot/ diguyur.
2. Lakukan terus menerus selapis demi selapis sampai wadah penuh
3. Disiram dengan air secara merata
4. Pada hari ke 5 -7, media dapat diaduk-aduk. Pengadukan diulang setiap lima hari dan dihentikan sampai sampah menjadi hitam dan hancur.
D. PEMANFAATAN KOMPOS
Jika akan digunakan sendiri, kompos tidak perlu diolah lebih lanjut. Lansung digunakan saja. Kompos ini dapat digunakan untuk menanam bermacam-macam tanaman. Misalnya saja tanaman hias. Banyak tanaman hias yang bisa ditanam dengan kompos ini. Alternatif lain adalah menanam tanaman sayuran, bisa tomat, bayam, caisim, kangkung, cabai. Atau tanaman buah-buahan, seperti buah pepaya atau pisang yang waktu berbuahnya tidak terlalu lama. Kompos juga bisa digunakan untuk menanam tanaman obat/apotik hidup.
Dengan memanfaatkan kompos tersenut paling tidak kita akan ikut andil melestarikan lingkungan, sebagai contoh ketika kita memiliki pekarangan yang kita Tanami dengan sayuran sehari – hari akan mengurangi biaya belanja sehari – hari, produk atau hasilnyapun dipastikan organic sehingga sehat untuk kehidupan kita.
Selamat mencoba
facebook : balaipenyuluhanpertanian parakan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar