pranoto mongso

Senin, 12 Juli 2010

DARI TANAH KEMBALI KE TANAH!!!!




�Back to Nature�
TELAH menjadi trend baru meninggalkan pola hidup lama yang menggunakan bahan kimia non alami, seperti pupuk, pestisida kimia sintetis dan hormon tumbuh dalam produksi pertanian. Pangan yang sehat dan bergizi tinggi dapat diproduksi dengan metode baru yang dikenal dengan pertanian organik.

Pertanian organik adalah teknik budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintetis. Tujuan utama pertanian organik adalah menyediakan produk-produk pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumennya serta tidak merusak lingkungan. Gaya hidup sehat demikian telah melembaga secara internasional yang mensyaratkan jaminan bahwa produk pertanian harus beratribut aman dikonsumsi (food safety attributes), kandungan nutrisi tinggi (nutritional attributes) dan ramah lingkungan (eco-labelling attributes). Preferensi konsumen seperti ini menyebabkan permintaan produk pertanian organik dunia meningkat pesat.
BERIKUT INI ADA BEBERAPA RESEP YANG BISA DITERAPKAN SECARA MUDAH, MURAH, DAN DIHARAPKAN MANJUR :
PESTISODA ORGANIK:
Bahan yang diperlukan :
- Tembakau 1 kg
- air 4 liter
- kapur barus 7 butir dihaluskan
Cara pembuatannya :
- Tembakau direndam dalam 4 liter air selama 2 (dua) hari.
- Campurkan kapur barus yang telah dihaluskan.

Cara implementasi :
- Setiap 2 - 3 sendok makan air hasil proses rendaman tembakau dan kapur barus dicampur dengan air biasa 1 liter. - Semprotkan pada tanaman yang terserang hama/penyakit.
Allow rekan-rekan pecinta Tanaman,
Anda ingin membuat PESTISIDA ORGANIK (PREVENTIF) sendiri .. ??? Tetapi pestisida ini hanya mencegah / menghalau HAMA, seperti : Wereng, Ulat, Tungau Jingga, Keong Mas, Tungro, Kaper dll.
Silahkan ikuti langkah berikut ini :

BAHAN UTAMA adalah DAUN MIMBA ( Azadirachta Indica ) dan BIJI MIMBA ( Biasanya banyak terdapat di sepanjang Jalan arah luar Kota )
1. DAUN MIMBA.
CARA PEMBUATAN :
DAUN MIMBA segar 5 Kg ditumbuk dan dicampur Air 5 Liter, kemudian direbus sampai mendidih saja dan didiamkan semalam (di Fermentasi). Setelah itu disaring dimbil Airnya saja.
CARA PAKAI :
Dosis 1 Liter Air MIMBA Hasil Fermentasi dicampurkan dengan 15 Liter Air, Baru kemudian disemprotkan ke Tanaman yang terkena HAMA. Pemakaian yang EFEKTIF pada Tanaman terkena HAMA adalah setiap 2 Minggu sekali.

2. BIJI MIMBA.
CARA PEMBUATAN :
BIJI MIMBA 1 Kg ditumbuk HALUS ( Kalau bisa seperti KOPI bubuk )
CARA PAKAI :
Dosis 100 Gram BIJI MIMBA HALUS dicampurkan untuk 15 Liter Air, Baru kemudian disemprotkan ke Tanaman yang terkena HAMA. Pemakaian yang EFEKTIF pada Tanaman terkena HAMA adalah setiap 2 Minggu sekali.

Pestisida adalah zat pengendali hama (seperti: ulat, wereng dan kepik). Pestisida Organik: adalah pengendali hama yang dibuat dengan memanfaatkan zat racun dari gadung dan tembakau. Karena bahan-bahan ini mudah didapat oleh petani, maka pestisida organik dapat dibuat sendiri oleh petani sehingga menekan biaya produksi dan akrab denga lingkungan.

Bahan dan Alat:

2 kg gadung. 1 sendok makan minyak kelapa.
1 kg tembakau. Parutan kelapa.
2 ons terasi. Saringan kelapa (kain tipis).
¼ kg jaringao (dringo). Ember plastik.
4 liter air. Nampan plastik.



CARA MEMBUAT



Minyak kelapa dioleskan pada kulit tangan dan kaki (sebagai perisai dari getah gadung).
Gadung dikupas kulitnya dan diparut.
Tembakau digodok atau dapat juga direndam dengan 3 liter air panas
Jaringao ditumbuk kemudian direndam dengan ½ liter air panas
Tembakau, jaringao, dan terasi direndam sendiri-sendiri selama 24 jam. Kemudian dilakukan penyaringan satu per satu dan dijadikan satu wadah sehingga hasil perasan ramuan tersebut menjadi 5 liter larutan.
Dosis:

1 gelas larutan dicampur 5-10 liter air.
2 gelas larutan dicampur 10-14 liter air.
Kegunaan:

Dapat menekan populasi serangan hama dan penyakit.
Dapat menolak hama dan penyakit.
Dapat mengundang makanan tambahan musuh alami.
Sasaran:

Wereng batang coklat, Lembing batu, Ulat grayak, ulat hama putih palsu.

Catatan: Meskipun ramuan ini lebih akrab lingkungan, penggunaannya harus memperhatikan batas ambang populasi hama. Ramuan ini hanya digunakan setelah polulasi hama berada atau di atas ambang kendali. Penggunaan di bawah batas ambang dan berlebihan dikhawatirkan akan mematikan musuh alami hama yang bersangkutan.

Daun Sirsak (Nangka Belanda) ternyata dapat digunakan sebagai bahan pestisida organik untuk mengendalikan Hama Thrips pada tanaman Cabai.

Caranya :

50 - 100 lembar daun sirsak dihaluskan (boleh pake blender) dan dicampur dengan 5 liter air kemudian didiamkan selama sehari semalam, rendaman tersebut kemudian disaring dengan kain.

1 liter hasil saringan dapat dicampurkan dengan 1 tangki semprot ukuran 17 liter, dan gunakan untuk menyemprot tanaman cabe, Thrips pun akan lenyap.
Selamat mencoba.

Membuat pupuk Effective Microorganisme atau EM

Pupuk EM adalah pupuk organik yang dibuat melalui proses fermentasi menggunakan bakteri (microorganisme). Sampah organik dengan proses EM dapat menjadi pupuk organik yang bermanfaat meningkatkan kualitas tanah.

Beriikut langkah-langkah pembuatan pupuk menggunakan EM :

Pembuatan bakteri penghancur (EM).

Bahan-bahan :
Susu sapi atau susu kambing murni.
Isi usus (ayam/kambing), yang dibutuhkan adalah bakteri di dalam usus.
Seperempat kilogram terasi (terbuat dari kepala/kulit udang, kepala ikan) + 1 kg Gula pasir (perasan tebu) + 1 kg bekatul + 1 buah nanas + 10 liter air bersih.

Alat-alat yang diperlukan :

Panci, kompor dan blender/parutan untuk menghaluskan nanas.

Cara pembuatan :
Trasi, gula pasir, bekatul, nanas (yang dihaluskan dengan blender) dimasak agar bakteri lain yang tidak diperlukan mati.
Setelah mendidih, hasil adonannya didinginkan.
Tambahkan susu, isi usus ayam atau kambing.
Ditutup rapat. Setelah 12 jam timbul gelembung-gelembung.
Bila sudah siap jadi akan menjadi kental/lengket.

Perlu diperhatikan susu jangan yang sudah basi karena kemampuan bakteri sudah berkurang. Sedangkan kegunaan nanas adalah untuk menghilangkan bau hasil proses bakteri.

Pestisida Organik
Resep I
Bahan yang diperlukan :
- Tembakau ½ kg;
- air 2 liter;
- kapur banus 4 butir digerus.

Cara pembuatannya:
- Tembakau direndam air 2 liter selama dua hari.
- Campurkan gerusan kapur barus.
- Setiap 2 sendok makan rendaman tembakau dan kapur barus dicampur dengan air cucian 1 liter. - Semprotkan pada tanaman yang sedang kena hama penyakit.
Resep II



BAHAN YANG DIPERLUKAN :



- tembakau 1 ons;
- jahe 1 ons;
- bawang putih 1 ons;
- air 5 liter.

Cara pembuatannya:
Jahe dan bawang putih dihaluskan, campur dengan tembakau dan masukkan air, tutup rapat dan simpan selama 2 hari 2 malam langsung digunakan. Resep pengendali hama ini bisa digunakan untuk 10.000 m2 lahan.
Sebaiknya pestisida ini digunakan pada sore hari sekitar pukul 16.00 atau 17.00 WIB. Kalau masih ada sisa bisa disimpan kurang Iebih 1 minggu. Pemakaian bisa diulangi kalau hama penyakitnya masih belum hilang tuntas.
Pengendali hama ini lebih efektif bila digunakan untuk tiga kali pemakaian, atau kalau misalnya masih tersisa banyak bisa disimpan di tempat yang tidak terkena sinar matahari.
Sumber: Warintek


TIM PENYULUH BP3K PARAKAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar