pranoto mongso

Rabu, 08 September 2010

KKP JAMIN KETERSEDIAAN IKAN SELAMA LEBARAN

KKP JAMIN KETERSEDIAAN IKAN SELAMA LEBARAN

01/09/2010 - Kategori : Siaran Pers
No. B.100/PDSI/HM.310/VIII/2010

KKP JAMIN KETERSEDIAAN IKAN SELAMA LEBARAN

Stok ikan menjelang, pada saat dan sesudah lebaran dinilai dapat mencukupi kebutuhan masyarakat. Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad dalam acara Chief Editors Meeting di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) hari ini (31/8) menyatakan, kecukupan ikan selama lebaran dikarenakan sebagian besar pedagang ikan telah menyiapkan persediaan ikan pada cold storage untuk menghindari terjadinya kenaikkan permintaan dan berkurangnya pasokan ikan. seperti di beberapa kota terjadi peningkatan penawaran untuk produk olahan kaleng di Serang, Bandung dan Yogyakarta.

Menurut Fadel, selama bulan ramadhan, suplai ikan segar maupun olahan dari nelayan, pembudidaya dan pengolah ikan ke pasar tradisional maupun modern, mengalami penurunan. Fadel mencontohkan ketersedian ikan di pasar Jakarta, Serang, dan Bandung cenderung menurun 20 hingga 30 persen namun dapat mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pada saat lebaran. Sedangkan untuk pasar Surabaya, Semarang, & Yogyakarta masih relatif aman dan stabil. Stabilitas ketersediaan ikan pada saat lebaran tidak lepas dari dominasi daging dan ayam sebagai menu untuk peringatan hari raya keagamaan tersebut.

“Ikan masih belum menjadi menu pilihan pada saat lebaran, sehingga kampanye gemar makan ikan harus terus dilakukan di berbagai daerah”, tambah Fadel. Apabila dibandingkan dengan menu lainnya seperti daging yang memerlukan ritual khusus dalam penyembelihan, ikan secara nutrisi lebih unggul serta sesuai untuk balita hingga manula. Ketersediaan omega 3, 6, dan 9 pada ikan memberikan beberapa manfaat seperti: tumbuh kembang bayi lebih cepat, anak balita lebih aktif dan cerdas, serta terhindar dari beberapa penyakit. Ikan juga membutuhkan hanya sedikit energi untuk memasaknya, berbeda dengan daging yang membutuhkan lebih banyak energi. Segmen ikan juga beragam, artinya ikan dapat memenuhi berbagai kelompok masyarakat. Disamping itu, ikan tersedia sepanjang tahun di seluruh wilayah Indonesia, sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan telah berkembang serta harga beberapa jenis ikan relatif lebih murah dari daging sapi. “Daging sapi kan masih belum swasembada, dengan sentra produksi yang masih terbatas maka Indonesia saat ini masih mengimpor 30 persen kebutuhan sapi dalam negeri”, tambah Fadel.

Tahun 2009 lalu sekitar 80 ribu ton daging sapi atau senilai US$ 480 juta diimpor ke Indonesia. Pada tahun 2008, Indonesia merupakan importir sapi terbesar bagi Australia. Apabila dibandingkan dengan produk perikanan, Indonesia masih tergolong sebagai negara eksportir ikan, meskipun nilainya masih dibawah Thailand dan Vietnam. Untuk impor produk perikanan pada tahun 2009, meski cenderung mengalami peningkatan, namun volumenya masih berada dibawah 5 persen dari kebutuhan domestik atau sekitar 144 ribu ton. Secara nasional konsumsi bahan pangan hewani berbahan perikanan lebih dari 50 persen dibandingkan komoditas lainnya (daging mamalia, daging unggas, telur, dan susu).

Meningkatkan konsumsi ikan nasional berperan penting dalam penyediaan sumber protein hewani. Secara tidak langsung program ini juga dapat meningkatkan ketahanan pangan dan kemandirian pangan, sehingga dapat menghindari ketergantungan pada pihak asing. Dalam rangka meningkatkan konsumsi ikan di bulan ramadhan, Kementerian Kelautan dan Perikanan melaksanakan bazaar dan peduli ramadhan, diantaranya di Bandung, Bogor, Banten, Jakarta, Surabaya, Gresik, dan Semarang.

Akhirnya kiranya ikan merupakan solusi yang tebaik untuk food security maupun nutrition security. Disamping kita dapat mempertimbangkan dibulan ramadhan ini, bahwa ikan adalah merupakan makanan yang pasti halal, dan disebut dalam Al-Qur’an sebagai hidangan yang lezat dan segar (An-Nahl:14 dan Al-Maidah:96).



Jakarta, 31 Agustus 2010
Kepala Pusat Data, Statistik, dan Informasi







Dr. Soen’an H. Poernomo, M.Ed

Narasumber

1. Prof. Dr. Martani Husaini
Direktur Jenderal P2HP (HP. 0811119705)
2. Dr. Soen’an H. Poernomo, M.Ed.
Kepala Pusat Data, Statistik dan Informasi (HP. 08161933911)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar