pranoto mongso

Jumat, 22 Oktober 2010

KEGIATAN PENDAMPINGAN KOMODITAS PENDAMPING TEMBAKAU


I. PENDAHULUAN

Ketela pohon merupakan salah satu tanaman pangan yang potensial di beberapa daerah di Indonesia, termasuk Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung. Tanaman ini termasuk jenis tanaman tahunan karena produksinya yang cukup lama yaitu minimal 10 bulan baru bisa dipanen. Ketela pohon merupakan tanaman serba guna, karena semua bagian dari ketela pohon ini dapat dimanfaatkan. Akar ketela pohon yang berupa umbi dapat diolah menjadi aneka makanan dan dapat pula diambil sari patinya untuk tepung tapioka dan tepung mocaf pengganti gandum. Batang ketela pohon dapat dipergunakan sebagai kayu bakar dan daunnya dapat dimanfaatkan sebagai sayuran.



II. LAPORAN

A. DATA POTENSI
Tanaman ketela pohon di wilayah Kecamatan Parakan memang baru diusahakan sebagai tanaman pagar atau tanaman sela. Hal ini dikarenakan jenis tanahnya yang subur dan dapat ditanami dengan tanaman lain yang lebih menguntungkan seperti padi, cabe, atau jenis sayuran lainnya dengan masa tanam yang lebih singkat dan keuntungan yang lebih besar.
Berikut data potensi komoditas ketela pohon di Kecamatan Parakan pada tahun 2010 mulai bulan Januari sampai September 2010:( pada gambar tabel diatas )

B. ANALISA/PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan DBHCHT pada komoditas ketela pohon diharapkan mampu meningkatkan peran petani dalam mengembangkan program diversifikasi pangan. Di Kecamatan Parakan pada tahun 2009 telah dikembangkan ketela pohon jenis mekar manik seluas 5 ha yang tersebar di tiga desa, yaitu Desa Glapansari, Desa Sunggingsari, dan Desa Traji.
Pemilihan ketela pohon jenis mekar manik karena jenis ini memiliki produktivitas yang tinggi yaitu 90 ton/ha. Tanaman ini diharapkan mampu mencukupi kebutuhan bioetanol dan tepung mocaf sebagai pengganti gandum.

C. EVALUASI
- TINGKAT ADOPSI
Tingkat adopsi petani dalam pengembangan ketela pohon jenis mekar manik masih sedang (kurang lebih baru 50% petani yang mengembangkan ketela pohon jenis ini). Hal ini dikarenakan jenis mekar manik masih sangat baru, dan petani masih kesulitan dalam memperoleh bibit ketela ini.

- FISIK/PRODUKSI
Produksi ketela pohon jenis mekar manik yang telah ditanam petani di tiga desa, belum maksimal. Dari total luasan 5 ha, tanaman yang tumbuh optimal baru 50%, selebihnya mati dan mengalami kekerdilan sehingga kemungkinan poduksi ketela pohon tidak dapat maksimal. Tanaman ketela pohon jenis ini baru ditanam sekitar bulan Februari 2010, dan rencana panen nanti pada bulan Desember 2010.




III. KESIMPULAN

- Ketela pohon merupakan salah satu tanaman pangan yang cukup potensi untuk dikembangkan di Kecamatan Parakan khususnya di daerah-daerah yang potensi pengairannya kurang seperti Desa Glapansari, Desa Sunggingsari, Desa Bagusan dan Desa Traji sebelah utara.
- Kendala yang masih dihadapi dalam pengembangan tanaman ketela pohon adalah masalah pemasaran dan pengolahannya. Harga komoditas ketela pohon masih rendah apabila faktor waktu diperhitungkan, yaitu dalam waktu minimal 10 bulan dengan luasan 1 ha petani hanya mampu memanen ketela pohon seberat 3-4 ton/ha. Dengan asumsi harga ketela pohon Rp 500/kg maka petani hanya menerima uang sebanyak Rp 1.500.000,- dalam waktu 10 bulan.
- Apabila komoditas ketela pohon akan dikembangkan, maka cara penjualan ketela pohon harus lebih dimodifikasi lagi antara lain dengan cara ketela pohon diolah lebih lanjut (dibuat macam makanan olahan).



IV. PENUTUP

Demikian laporan hasil pendampingan kegiatan fasilitasi DBHCHT komoditas ketela pohon tahun 2010 Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung ini kami susun untuk dapat menjadi pemikiran lebih lanjut agar komoditas ini dapat dikembangkan lebih lanjut untuk mendukung ketahanan pangan di Kecamatan Parakan khususnya dan Kabupaten Temanggung pada umumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar