pranoto mongso

Jumat, 25 Juni 2010





Mengantisipasi Fluktuasi Harga Sayuran

(HORTIKULTURA)
Oleh : Tim Kreatif BP3K Parakan


Salah satu faktor yang paling menghambat dalam pengembangan usaha hortikultura sayuran dan buah adalah fluktuasi harga yang sangat tinggi. Dalam era perdagangan bebas saat ini tentu kita tidak bisa mengontrol harga, karena harga ditentukan oleh jumlah permintaan dan penawaran.
Yang memprihatinkan adalah kita tidak bisa mengukur secara kuantitatif seberapa besar permintaan dan penawaran kebutuhan sayuran setiap saat. Disisi permintaan misalnya,. Kita tidak memiliki data yang akurat misalnya kebutuhan cabe per kapita secara nasional dan regional. Karena tentu konsumsi cabe per orang Padang berbeda dengan orang Jakarta. Konsumsi buah melon orang Jakarta (kota) tentu berbeda dengan orang desa. Belum lagi jika dikaitkan dengan waktu dan musim. Kita belum punya data yang akurat tentang konsumsi buah dimusim hujan dan musim kering.
Disisi penawaran, kita tidak punya data akurat up to date jumlah luas tanam dan luas panen per komoditi.Juga produktivitas rata-rata musim hujan dan kemarau, karena pengaruh cuaca sangat signifikan pada produktivitas sayuran.
1. Antisipasi Fluktuasi Harga
Identifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan dan penawaran
maka kita dapat mengantisipasi fluktuasi harga dan mengurangi resiko karena harga yang turun saat kita memanen hasil budidaya sayuran kita.

Berikut hal-hal yang bisa dilakukan petani dalam keterbatasan informasi permintaan dan penawaran ini:
2. Iklim dan cuaca
Sangat berpengaruh terhadap produktivitas tanaman sayuran. Secara umum bercocok tanam dimusim hujan lebih sulit dilakukan karena serangan OPT Tinggi, sehingga hasilnya juga rendah. Maka kecenderungan harga sayuran akan naik.
3. Hari Raya dan Musim Resepsi Pernikahan
Khusus didaerah Jawa (mungkin daerah lain juga) hindari panen pada saat bulan Maulud. Karena pada saat itu acara-acara resepsi pernikahan berkurang.Hal ini dikarenakan pada saat musim resepsi pernikahan permintaan sayuran tinggi sehingga harga juga naik. Pada saat hari raya seperti bulan Ramadhan dan hari Raya Idul fitri , Tahun Baru dan Natal, kebutuhan sayuran meningkat sehingga harga sayuran juga meningkat.
4. Jangan tanam pas harga tinggi (kecenderungan akan banyak petani yang tanam pas harga tinggi)
Kecenderungan banyak petani adalah menanam pada saat harga tinggi. Karena tertarik dengan harga yang tinggi, maka banyak petani beramai-ramai ikut menanam. Padahal panennya masih 3-4 bulan lagi sehingga harga sudah berubah.
5. Konsultasi dengan toko pertanian tentang berapa benih yang terjual
Seringlah berkonsultasi dengan toko-toko pertanian yang cukup besar tentang berapa banyak benih yang terjual. Hal ini sebagai indikator luasan tanam saat itu. Sebagai contoh jika saat itu ternyata yang terjual banyak adalah cabe berarti banyak petani yang menanam cabe maka kita bisa menanam komoditi lain apakah kacang panjang, tomat atau yang lainnya.
6. Perhatikan pola tanam komoditi sayuran
Perhatikan pola tanam komoditi sayuran didaerah kita dan daerah petani lain. Karena ada kebiasaan-kebiasaan tertentu didaerah tertentu. Contoh, untuk cabe rawit kebiasaan petani di Jawa Timur banyak menanam diawal musim hujan atau akhir musim hujan. Hindari menanam produk diwaktu-waktu tersebut, tanam lebih awal atau mundur 2 atau 3 bulan.
7. Galilah informasi dari PPL atau para formulator tentang produksi didaerah sentra lain
Para petugas formulator baik dari perusahaan benih, pupuk dan biasanya memiliki jaringan luas tentang budidaya diberbagai daerah. Sering-seringlah berkonsultasi dengan mereka tentang musim tanam didaerah-daerah sentra komoditas tertentu.
8. Untuk sayuran buah semusim (melon, semangka dan lain-lain) hindari panen pada saat musim buah tahunan
Tanaman buah tahunan seperti mangga dan rambutan sangat mempengaruhi harga buah dipasaran termasuk buah semusim (melon, semangka, dan lain-lain). Karena tanaman ini hanya panen 1 kali satu tahun dan serempak. Oleh karena itu hindari panen dimusim panen buah tahunan ini. Biasanya berlangsung 3-4 bulan.
9. Perencanaan
Dengan terbatasnya informasi faktor permintaan dan penawaran produk sayuran, petani seperti meraba-raba dalam gelap tentang hasil usahanya dan seperti bermain judi, pasang sekarang dan lihat hasilnya 3-4 bulan ke depan. Kunci, agar tidak seperti bermain judi adalah perencanaan.

Perencanaan adalah salah satu
tahap penting dalam suatu usaha.
Tidak akan berjalan baik suatu
usaha tanpa perencanaan yang baik. Dengan begitu usaha pertanian, walaupun tidak harus rumit dan tertulis, tetapi harus ada. Perencanaan disini yang perlu adalah jenis komoditi apa yang mau ditanam, kapan waktu tanam dan estimasi biaya.
.
Catatan-catatan diatas dapat dijadikan pegangan dalam perencanaan ini, termasuk estimasi biaya, karena jika kita harus menanam pada musim yang kurang cocok tentu biaya yang dikeluarkan akan meningkat(Wditut)

sumber: sinartani
By : tim_kreatif_bp3k_parakan
http://bp3kbamburuncingparakan.blogspot.com/
http://bp3kbamburuncing.wordpress.com/
email: bp3kbamburuncingparakan@gmail.com/
facebook: balaipenyuluhanpertanian parakan
address: Jl. Kosasih 27 Parakan 56254
telp : +62293598199

1 komentar: